Hidup yang kita jalani saat ini merupakan rentetan, hasil bahkan awal mula dari hal-hal yang telah kita rencanakan maupun tidak. Secara alamiah setiap saat kita ‘dituntut’ untuk menyeimbangkan semua sisi kehidupan. Agar dapat melanjutkan langkah. Bahkan mengulang atau menganulir langkah sebelumnya. Selain itu agar tidak mengganggu putaran roda kehidupan.
Ketidakseimbangan tersebut bisa disebabkan karena tindakan / pilihan
yang keliru. Atau kurang pengalaman. Atau kurang pengetahuan. Atau
ketidaksiapan kita menghadapi kendala. Atau berbagai alasan lain. Pernahkan
kita mengalami hal tersebut? Pernahkan atasan, orang tua atau siapapun itu
meminta kita segera mengambil tindakan ‘sekejap mata’ untuk mengembalikan ke
kondisi yang seimbang?
Dalam keterbatasan ruang dan waktu, zona ingatan di otak kita akan
segera ‘searching’ atas pengalaman/kenangan kita di masa lalu mengenai masalah
yang serupa atau bahkan bertentangan. Untuk itu seberapa cukupkah memori kita
menyimpan berbagai pengalaman kehidupan? Mungkin lebih dari cukup. Namun untuk
memperkaya referensi, perlu ditambahkan juga berdasarkan pengalaman orang lain baik
itu realita, pengandaian, literatur atau pelajaran dari suatu film yang kita
tonton.
Balancing Your Life_ As Processing
Walau tidak seorangpun dapat kembali ke masa
lalu dan memulai sesuatu yang sama sekali baru, setiap orang dapat memulainya
sekarang dan membuat suatu akhir yang baru.
By Awamana
Dinamika kehidupan tentunya mempengaruhi keseimbangan setiap sisi
kehidupan kita. Kenyataanya, kita dan juga orang lain dapat saling mempengaruhi
kesimbangan kehidupan. Keseimbangan kehidupan bukanlah hal statis. Ia terus
bergerak/berubah/menyesuaikan diri dengan kondisi terkini. Bahkan semesta
meminta kita bersiap untuk keseimbangan berikutnya.
Waktu memang tidak akan menunggu kita. Kesimbangan baru atau kondisi
ketidakseimbangan bisa datang kapanpun. Kita yang mesti bersiap membekali diri
kita dengan berbagai pengetahuan, pengalaman ( baik pengalaman pribadi maupun
orang lain ) agar tidak gagal atau mengalami kesulitan mencapai keseimbangan
baru/berikutnya. Apakah suatu film dapat
menjadi referensi untuk hal tersebut?
Balancing Your Life_ The Movies
Bagaimana suatu film dapat menjadi alternatif referensi untuk memenuhi tuntutan
kesimbangan baru?
1. Referensi
Verbal_Visual
Sebagian dari kita lebih cepat belajar dengan dengan cara mendengar dan
melihat. Film-film tertentu memberikan kita contoh ‘langsung’ bagaimana suatu
masalah terjadi, kesulitan menghadapi masalah sampai akhirnya ada pemecahan
masalah. Seperti di film klasik “ the Sound of the Music” bagaimana seorang
Maria melalui media musik, dapat
mengatasi berbagai polah 7 anak Kapten Von Trapp. Hingga tercipta keseimbangan
baru yang relatif dapat diterima oleh semua anggota keluarga.
2. Merefleksikan
Kehidupan Pribadi
Sering kali kita baru mau menerima saran pihak lain, kalau hal tersebut
berdasarkan kisah nyata atau seolah nyata. Daripada saran yang berdasarkan asumsi
semata. Walaupun mungkin saran tersebut menjawab masalah kita.
Dengan menonton film-film seperti, “The Manchester By the Sea”, “The Bachelors”
ataupun “Veronika Decides to Die” mereka yang sedang depresi merasa tidak
sendiri. Film-film tersebut dapat membuka
pikiran bahkan seolah mendukung kita untuk segera bangkit dari kondisi terpuruk akibat depresi yang berkepanjangan.
Untuk kembali membentuk keseimbangan hidup yang baru.
3. Cinematherapy
Merupakan salah satu metode terapi psikologi / healing dengan
menggunakan media film. Hal ini terkait dengan point kedua di atas yang menitikberatkan
pada ‘penerimaan’ kita terhadap masalah yang kita hadapi. Sedangkan kalau
cinematherapy sudah sampai ke tahap proses terapi.
Terapi melalui kegiatan cinematherapy cukup berhasil, karena orang yang sedang depresi tersebut
merasa terwakili dengan kondisi tokoh dalam film tersebut. Berempati,
tercerahkan dan mengambil pelajaran positif dari pesan yang disampaikan melalui
film tersebut.
Ketika menonton, area otak yang memproses emosional, refreksi,
penyelesaian masalah dan empati menjadi lebih aktif. Tentunya seorang
counsellor harus tepat memilih tema film yang dihubungan dengan kondisi depresi
ataupun masalah gangguan jiwa lainnya. Dengan demikian keseimbangan hidup -yang
sempat terganggu- dapat tercapai.
4. Rekonstruksi
Sejarah
Kita sering mendengar ungkapan seperti pengalaman adalah guru terbaik.
Atau pesan dari Bung Karno “ Jangan sekali-sekali melupakan sejarah. “ Hal tersebut
merujuk pada pemahaman bahwa pengalaman atau sejarah merupakan salah satu referensi
penting untuk hari ini maupun esok hari.
Dari film-film sejarah atau ‘ based
true story’ , kita tidak hanya seolah kembali ke masa itu. Namun juga banyak
hikmah, pesan dan pengalaman berharga yang dapat dipetik. Menjadi lebih bijak, legowo
untuk memaafkan dan mengakui kejadian masa lalu sebagai kenyataan yang tidak
harus membuat kita tenggelam dalam kehidupan yang tidak seimbang. Lihatlah
bagaimana perjuangan Wladyslow Szpilman sang “The Pianist” bertahan hidup
semasa Perang Dunia II. Atau sisi
humanitisnya “ Saving Private Ryan”.
Tentunya masih banyak hal posistif lainnya dari film-film lain yang
dapat menjadi referensi kita untuk tetap atau beradaptasi dalam kehidupan yang
terus berubah, apapun dinamikanya.
Terlepas dari pilihan kita terhadap genre film tertentu;
Atau film terfavorit atau apapun itu
Let’s Balancing Your
Life !!
Dari semua film yang sebutkan oleh Kak Tuti. Aku cuma tau "the Sound of the Music” film itu aku tonton wakru SPM bersama tante di rumah nenek, waktu jamannya nyewa DVD masih mahal hehe.
BalasHapusAyah dan ibu saya sangat gemar nonton film. Salah satu film favorit mereka adalah "the sound of the music". Saya hanya tertarik mendengarkan mereka mendiskusikan film tersebut. Sampai suatu hari saya nimbrung adik yang sedang menonton video film tersebut. Ternyata benar, film yang menarik.
BalasHapus