Senin, 26 Oktober 2020

Life is a Gift

Hadiah pembuka hari adalah episode pagi...

Aku tak akan menukar kesejukan pagi dengan kemewahan artificial, apapun itu.  Selalu ingin.  Sekali lagi. Setiap pagi.  Semilir angin menyentuh kelopak mataku yang masih setengah mengantuk.  

Bahkan,  tanpa bosan. Aku menunggu saat-saat embun membangunkan dedaunan tanpa pamrih. Di antara bias sinar mentari, aku melihat sekumpulan kuncup asoka siap menunjukkan  eksistensi diri.  Menggantikan pendahulunya yang berguguran tanpa penyesalan.



Di saat yang sama. Di Lereng pegunungan atau perbukitan, aku tahu. Aku Merasakan pucuk hijau teh menyebarkan aroma optimis. Di seling keharuman melati yang sungguh memukau. Dibayangi kabut hingga tegak pinus, samar kulihat. Ada kamu. 

Jadi, apabila kehadiranmu di pagi ini tidak terelakkan. Adakah hadiah pagi hari yang lebih sempurna?  Bolehkan aku  meminta pagi memperlambat serah terima waktu berjaga kepada siang?
Pengalaman adalah hadiah sepanjang hari

Apakah pencapaian  hari ini sesuai rencana atau di bawah ekspetasi adalah hadiah istimewa dari kehidupan nyata. Pengalaman hari ini adalah seistimewa hari-hari  sebelumnya. Walaupun  secara objektif  adalah suatu kegagalan, Misalnya. 

Mengapa?  Karena berbagai pengalaman hari ini sejatinya memberikan kita pembelajaran tertentu. Yang mungkin tidak ditemukan di berbagai literature. 
Jadikan pengalaman hari ini sebagai  hadiah yang sangat berarti. Agar hari esok jauh lebih baik dari hari ini. 

Kalau begitu, jangan pernah melewatkan pengalaman hari ini sebagai Hadiah khusus bagi diri kita. Untuk Apa hanya menunggu hadiah dari orang lain ? Dari kamu? 


Andai sepanjang hari tiada kabar darimu, mungkin aku gelisah. Namun, itupun akan kuanggap sebagai romantika hadiah kehidupan. 

Adakah senja menjadi hadiah pemuncak? 

Yang aku ingat, Matahari menggeserkan  diri bukan dilengserkan oleh rembulan.  Sepertinya ia enggan sementara pamit, sebelum mengukir langit dengan cara yang elegant.  

Senja sangat ingin memberikan hadiah istimewa untuk mata kita.  Rona langit yang  berbeda di setiap  penghujung hari.  
Seperti pelita yang menitipkan satu pesan.  

Apalagi jika diiringi kerinduan ombak pada tepian pantai. Menenangkan jiwa.  Memenangkan 1001 harapanku. Ya,  aku tidak akan melepaskan hadiah ini sepanjang hidupku. 


Sama seperti pesan yang kamu sampaikan via desir angin.  Bahwa kedatangan senja menuju malam adalah hadiah dari alam yang harus disyukuri. 

Ya,  demikian juga dirimu.  Hadiah alam yang menyulitkan aku mengalihkan pandang sejak saat  itu.  

Selamat malam.  Selamat  menjemput hadiah kehidupan berikutnya. 

2 komentar:

  1. Ah narasasinya ingin berlari kepantai belok ke gunung. Kangen main jadinya.

    Paling suka narasi pagi. 😘

    BalasHapus
  2. Ya kak, bagi saya pagi itu hadiah terindah pembuka hari

    BalasHapus