Tanpa kajian atau analisa segala rupa; Bahkan seperti telah menjadi
‘kesepakatan bersama’ bahwa travelling merupakan salah satu agenda yang
tidak kalau penting daripada setumpuk aktivitas lainnya. Kalaupun ada yang
membantah, biarlah. Mungkin karena mereka menempatkan kegiatan keseharian
/ rutinitas sebagai travelling
dengan cara lain.
Ketika merencanakan, menikmati dan mengenang suatu perjalanan, pernahkan
kita :
Merasa sangat antusias dan gembira?
Berharap dapat menghentikan waktu, agar lebih lama liburan?
“Kehilangan beban” di bahu, hati dan pikiran?
Menjadi lebih optimis melanjutkan langkah setelah sempat terjeda?
Menemukan solusi atas suatu masalah yang tidak terduga?
Jiwa dan raga lebih sehat dan nyaman?
….. ( silahkan ditambahkan, berdasarkan pengalaman pribadi kalian )
Kalau kita menjawab “ya” untuk seluruh, sebagian ataupun satu pertanyaan
di atas, maka saya akan mengucapkan, “ Congratulation for your meaningfull
travelling ”.
Namun, tidak jarang kita mendengar pendapat yang berbeda mengenai travelling
, seperti :
“ Kalau tahu endingnya kek gini, mending gak usah pergi jalan-jalan,
nyesel dan ngeselin, asli ….!”
“Jalan-jalan? Buang-buang waktu dan uang aja. Nyarinya uangnya susah.
Habisnya, gampang banget…!”
“Travelling untuk meredakan stress?
Yang ada stress belum tentu hilang, malah timbul stress baru, hadeh…!”
“Apa sih yang di cari orang yang hobbynya jalan-jalan, kayak ngak ada
kerjaan lain yang manfaat dan meghasilkan uang…”
“Hidup tuh jangan dibuat susah. Kalau penasaran ingin melihat keindahan
suatu tujuan wisata, kan tinggal buka youtube, juga seru kok… !
….. ( gimana, mau nambahin pendapat berikutnya ? )
Walaupun pendapat ini terkesan minor, namun kita tidak usah
memperdebatkan, mempertentangkan ataupun memandang sebelah mata kepada mereka
yang beranggapan seperti itu. Bisa jadi karena :
1.
Reward
Bagi kita travelling adalah
me time yang dinanti-nanti. Bahkan diperuntukan sebagai reward
atau penghargaan untuk diri sendiri atau orang lain. Setelah disesaki dengan
target pekerjaan atau berbagai tuntutan
lainnya. Travelling is refreshing.
Bagi orang lain dengan case yang sama, mungkin memilih kuliner dekat
lokasi kantor atau tempat tinggal sebagai reward. Padahal berburu
kuliner saat liburan juga sangat mengasikkan. Namun mari kita tetap menghargai
pilihan orang lain yang berbeda dengan kita. Wisata kuliner seperti ini, cukup
meneyenangkan dan mengenyangkan, bukan?
2.
Exciting
experience
Sebagian dari kita sering penasaran ingin mengalami sendiri atau ingin
mengetahui sesuatu hal, langsung. Bukan berdasarkan referensi tertulis atau
lisan dari orang sebelumnya. Apalagi kalau sesuatu itu sedang “ booming”. Ini salah satu alasan fenomenal mengapa ‘mendadak’ banyak orang ingin mendaki Gunung
Semeru setelah film “5 cm” booming pada tahun 2012 lalu.
Namun bagi sebagian orang, untuk mendapatkan pengalaman yang menarik,
cukup dengan bermain game di HP misalnya. Apapun itu -sekali lagi- sepanjang
memberikan efek positif terhadap jiwa dan raga kita, pilihan tersebut,
janganlah kita pertanyakan. Dia juga telah melakukan travelling, melalui
jari, mata serta pikiran.
3.
Re-
Charge
Bukan pemandangan yang asing, jika kita bertemu teman yang baru kembali
dari liburan atau travelling tersenyum dengan mata yang lebih berbinar.
Walaupun terlihat lelah dengan kulit yang legam terbakar matahari.
Jeda sementara dari rutinitas. Berkenalan dengan orang baru di lokasi
baru terkadang seperti ‘ re charge’ untuk jiwa kita secara langsung maupun
tidak. Pengalaman baru untuk beradaptasi di lingkungan yang baru ditemui akan
memperkaya referensi di ingatan kita. Diharapkan, setelah kembali ke rutinitas
kita punya wawasan yang lebih luas dan makin bermakna.
Jika orang lain mempunyai cara lain untuk re-charge, melalui kegiatan
berkebun misalanya, tetap sah-sah saja.
Ia memaknai kegiatan tersebut
sebagai travelling di sekitar rumah. Kenapa tidak?
Jadi….
Apa bucklet list travelling kita selanjutnya?
Pilihan apapun, kemanapun dan
bagiamanapun itu, semoga travelling tersebut turut memperkuat dan memperkaya jiwa
kita sebagai manusia yang bertumbuh dan berkembang secara holistik.
Liburan adalah juga milik kita.
Turunkan sedikit frekuensi dan volume rutinitas
Agar kita memiliki ruang jiwa dan raga yang
cukup untuk mensyukuri berbagai anugerah kehidupan.
Katherina Gibson
Alhamdulillah saya menerima ucapan selamat ini "“ Congratulation for your meaningfull travelling ”. hehehe
BalasHapusKak, kita kok belum pernah ya travelling bareng.
BalasHapus