***
“Betah banget
sendiri”
“Mau, sampai tua sendirian?”
Jika tidak merasa hampa karena sendiri, kita tidak punya kewajiban
apapun untuk menjawab pertanyaan di
atas. Selain itu, kita tidak usah membuang-buang waktu untuk menghentikan
pertanyaan serupa lainnya. Jawaban apapun, akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
berikutnya.
Kita sudah bertahan sejauh ini. Jangan biarkan orang lain mengusik jalan
hidup kita…. Mungkin mereka tidak tahu, bahwa kitapun tidak tahu jawaban ‘sebenarnya’.
Biarlah menjadi bagian dari misteri kehidupan. Jalani saja dengan sebahagia
mungkin.
“The mistery of human existence lies not in
just staying alive, but in finding something to live for.”
By Flodor Dostoyevsky
***
“Memangnya menjadi
single itu, identik dengan mandiri?”
“Sepenting apa sih,
sampai menunda berkomitmen dengan pasangan?”
Mungkin pertanyaan tersebut sempat kita lontarkan kepada teman yang
masih sendiri. Kawan, coba pahami. Untuk orang-orang tertentu, keputusan untuk berkomitmen ke jenjang berikutnya
mungkin diwarnai kekhawatiran ‘kehilangan’ kemandirian secara personal. Karena
komitmen membawa serta sejumlah konsekuansi
atas nama kebersamaan, termasuk hal kemandirian dalam mengambil keputusan.
Di luar konteks sakralnya komitmen berpasangan, tidak ada salahnya jika
kita me-review sejenak. Baik menjadi single atau memutuskan tidak lagi
single. Benarkan ini jalan hidup yang sungguh kita inginkan? Kita
atau orang lain? Demi memenuhi harapan orang lain atau harapan kita? Apapun
keputusan kita, coba cek apa tujuan kita sebenarnya. Pastikan menjadi hal yang ‘positive
matter’.
The purpose of life is a life of purpose
By Robert Bryne
***
“Apa sih yang
dicari orang single?”
“Inget umur, jangan
buang-buang waktu sendiri !”
Siapa yang bisa menjamin, bahwa mereka yang berpasangan tidak pernah melakukan
hal-hal yang sia-sia / membuang – buang waktu. Kontekstual ‘membuang-buang’
waktu tidak dapat disampirkan langsung kepada meraka yang memilih single maupun
mereka yang sudah mempunyai pasangan sah. Hal terpenting adalah mari mengisi
waktu dengan manfaat, apapun status kita di KTP.
“Life has no meaning. Each of us has meaning
and we bring it to life,
it is a waste to be asking the question when
you are the answer.”
By Joseph Campbell
***
“Sudahlah, jangan
banyak alasan, apalagi sampai bilang sudah di ‘comfort zone’
“Makin hari makin
susah cari pasangan, baru deh nyesel….”
Tanpa kita sadari (mungkin), justru orang lain yang putus asa, bahkan prihatin dengan kondisi kita yang masih single.
Kawan, hidup bukan hanya banyaknya waktu yang kita miliki. Telah kita lalui. Namun bagaimana kita
memberi manfaat atas waktu tersebut. Untuk diri kita pribadi. Orang disekitar.
Atau untuk lingkaran yang lebih luas lagi. Jadi apapun status kita, bukan
pembatas bagi kita memberi manfaat bagi sesama.
“ We have one precious life : do something
extraordinary today, even if it’s tiny. A pebble strars the avalanche.”
By K.A. Laity
***
“Single tuh dipandang
sebelah mata”
“ Sadiskan,
dianggap manusia ‘tidak sempurna”.
Selain dipandang sebelum mata. Ada juga yang menunjukkan reaksi kasihan,
empati dan memberikan motivasi agar kita segera mencari pasangan. Sepertinya,
status single adalah enemy bersama yang harus segera dicarikan
jalan keluarnya. Bahkan, sepertinya individu yang tidak atau belum berpasangan
itu, tidak bahagia. Benarkah kaum single
tidak pernah di naungi pelangi?
“We may run, walk, stumble drive or fly, but
let us never lose sight of the reason for the journey, or miss a chance to see
rainbow in the way.”
By Gloria Gaiter
Daripada tersudut dengan berbagai pertanyaan tadi plus sederet pertanyaan
yang kian sulit dijawab, mari menghargai apapun status kita di hari ini. Dengan
tetap merajut harapan di hari berikutnya, pun jika statusnya masih juga “single”.
Mari Bahagia.
Suka sama ulasannya. Netral. 😊👍❤️
BalasHapusNuhun kak Reno
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus