Selasa, 13 Oktober 2020

The Favorite Music _ Never Ending Story

 

Seperti juga cabang seni lainnya,  musik dapat menjadi salah satu media terapi kesehatan jiwa.  Sebagai media, musik punya banyak pilihan. Dari jenis musiknya itu sendiri. Berdasarkan kurun waktu. Kelompok usia. Siapa penciptanya. Siapa yang mempopulerkannya. Dan seterusnya.

Musik termasuk media yang relatif moderat. Untuk tujuan hiburan, edukasi, dalam hubungan sosial atau  budaya. Maupun dalam hubungan antar pribadi.   Demikian juga bagi counsellor & person yang sedang di counselling.

Pernahkah kita menyadari bagaimana musik telah ‘mendampingi’ kita selama ini? Saat gembira, berduka atau sedang bingung. Musik menghibur kita yang bersedih. Menenangkan kegalauan kita. Mengalihkan kita dari kepenatan, kelelahan bahkan kesendirian.


Pada saat-saat seperti tersebut di atas , biasanya kita akan mendekatkan diri dengan musik favorit kita. Dengan harapan setelah mendengarkannya kita akan merasa lega dan siap melanjutkan langkah berikutnya. Ternyata, hal tersebut sangat membantu pada saat, sesi trauma healing, misalnya.

Menurut  Badan Meteorologi Kimatolgi dan Geofisika (BMKG) pada periode September 2019 – Februari 2020 terjadi sedikitnya terjadi 3.089 gempa susulan di Ambon. Hal tersebut membuat sebagian penyintas gempa mengungsi kepegunungan. Dimana ketika dikunjungi, tidak selalu terlihat suasana muram. Malah  terdengar dendang lagu berbahasa Ambon, hampir di setiap tenda.

Walaupun tidak tahu artinya,  tapi terdengar lirik dan nada  yang sangat menarik.  Belum lagi, ditambah keindahan suara sang penyanyi. Betapa universalnya musik sebagai ‘ bahasa dunia’. Apalagi di bumi Ambon “ city of Music.”  Masyarakat Ambon sangat suka bernyanyi apalagi bersama-sama. Lebih akrab. Seperti sambil berkumpul di tepi pantai, ditemanai alat musik alami : desir angin dan deru ombak.

Mengingat kedekatan hubungan antara penyintas gempa Ambon dengan dunia musik, maka pada waktu merangkul para penyintas gempa bumi, media musik menjadi sangat penting. Sangat membantu menyampaikan pesan dari kegiatan trauma healing.  Selain pesan normatif, untuk sabar ,  kuatkan fisik dan psikis kita serta keluarga dalam menghadapi bencana alam. You not alone!

Diharapkan dengan menyanyikan atau mendengarkan lagu favorit, akan menyegarkan jiwa kita, meningkatkan kinerja kognitif, membantu meredakan stress atau menghindari depresi berlanjut, lebih rileks, perasaan yang lebih nyaman dan tenang.

Dengan demikian maka media trauma healing untuk penyintas gempa Ambon dilakukan dengan pendekatan kearifan lokal. Dalam hal ini, musik daerah sebagai bagian dari budaya dan identitas keseharian mereka.

Hal  yang dapat membangkitkan mereka untuk tidak menyerah di ‘hajar’ gempa hingga ribuan kali. Tegar dan lebih siap menghadapi ketidakpastian, kapan gempa susulan berakhir. Serta tak ambil pusing dengan berita di luar sana, yang belum tentu akurat dan terpercaya.

Jadilah, sesi trauma healing yang seperti ‘ajang pencarian bakat’ . Apapun role play atau permainan dalam trauma healing dimaksud  senantiasa dikaitkan dengan musik favorit, musik idaman atau kenangan akan lagu tertentu. Apapun itu, semua antusias untuk bernyanyi. Walaupun rintik hujan menghampiri.


Sungguh sangat menarik dan salut adalah, bagaimana mereka saling mendukung dalam lagu. Termasuk, ketika salah seorang penyintas menyanyikan lagu religi sebagai  lagu favorit. Teman yang lain, termasuk yang berbeda keyakinan, tulus mendukung.  Baik sebagai ‘temen duet’ dadakan, memberikan applaus. Sungguh musik juga mampu menghadirkan moment toleransi.

Ada juga yang menyanyikan lagu berbahasa daerah sebagai lagu favorit karena isinya yang optimistik. Lagu dimaksud menurutnya, memberikan dia kekuatan dan keyakinan untuk tidak mudah menyerah menghadapai gempa susulan atau masalah lain yang mungkin akan datang silih berganti.

Gempa atau peristiwa alam lainnya, mungkin akan datang dan berlalu. Namun musik sejatinya,  biarlah menjadi sisi lain yang tidak mudah diakhiri oleh sebab apapun.


2 komentar:

  1. Ternyata aku udah di kasih kisi kisi kak tuti mau nulis apa. "AMBON" ternyata. Music dan Ambon 😉

    BalasHapus
  2. Kak kesayangan. Haturnuhun ya. Sudah mampir

    BalasHapus