Rabu, 07 Oktober 2020

The Best Friend : Check List

 


Sahabat dan persahabatan adalah salah satu bentuk relasi antar individu yang tidak asing dalam keseharian kita. Lalu, bagaimana selama ini kita menandai suatu persahabatan?

 

Dari Teman Menjadi Sahabat

Bisa jadi kita memiliki teman dimana-mana. Baik di sekolah, tempat kerja, lingkungan tinggal maupun karena tergabung dalam komunitas atau kelompok sosial tertentu. Teman sesaat. Teman lama. Teman main. Bahkan teman yang sudah dilupakan. Sama seperti kita. Mereka bisa jadi sudah lupa, kalau kita pernah berteman dengan mereka. Dulu.

Reuni adalah ajang untuk bertemu teman-teman dari kurun waktu / kegiatan tertentu. Bertemu dengan teman di event seperti ini, biasanya akan menyenangkan kembali. Biasanya kita ‘berjanji” akan  menyambungkan kembali tali pertemanan yang sempat putus. Mungkin karena  kesibukan masing-masing, punya teman yang lebih asik atau alasan pembenaran lainnya.

Beda dengan persahabatan. Walaupun terpisah oleh jarak, waktu dan kesibukan, mereka tetap ada untuk kita. Namun tidak menutup kemungkinan, persahabatan akan memudar karena teralihkan hal-hal lain.  Atau mempunyai sahabat baru yang ternyata lebih ‘klik’ .

 

Agar persahabatan kita tak lekang oleh waktu, bisakah kita tetap menjaga keterhubungan? Toh semakin banyak moda plihan komunikasi saat ini. Sempatkan waktu untuk itu. Seperti yang juga sahabat lalukan ke kita. Mari bertukar atensi dan dukungan dengan sahabat kita dimanapun dan bagaimanapun mereka.

 

Satu lagi hal yang khas dari persahabatan. Kepada sahabat kita dapat ‘menitipkan’ berbagai rahasia . Kita yakin, sahabat adalah orang yang dapat menjaga rahasia. Walaupun kita juga sering mendengar bahwa ada sahabat yang membocorkan aib atau rahasia besar kita. Kepada orang tersebut, apakah masih layar kita sampirkan gelar sahabat?

 

Sepertinya, seterbuka  apapun kita dengan sahabat, tetap sisikan ruang tertentu  yaitu “ bersahabat dengan diri sendiri. ” Agar kejujuran kita tidak berbalik menjadi boomerang yang mencederai suatu persahabatan.

 

Dari Sahabat Menjadi Kekasih

Dengan berjalannya waktu dan intensitas komunikasi ; Saling mendukung serta  semakin dapat memahami satu sama lain, maka persahabatan  antara wanita dan pria, bisa saja berlanjut atau berubah  menjadi pasangan kekasih.

 

Biasanya perubahan tersebut  karena faktor kenyamanan atau karena  adanya dukungan psikis yang terasa lebih tulus. Selain itu, karena kita mulai merasa tidak lengkap tanpa kehadirin ‘sang sahabat’ tersebut. Merasa ingin memberikan perhatian dan diberikan perhatian yang lebih intens dan pribadi. Benarkah ketika ada yang bilang, cinta itu tiba-tiba datangnya?

Di banyak pengakuan, kapan persisnya status sahabat berubah jadi pasangan… Adalah jawaban yang tidak serta merta dapat langsung dijawab. Karena perubahan tersebut, berjalan atau dirasakan secara alami.  Asiknya berpasangan dengan sahabat adalah mereka tahu kita apa adanya. Sebagai seorang sahabat, kita cendrung menjadi diri sendiri. Tidak mengenakan topeng. Sehingga ketika menjadi pasangan, kita tidak terkaget-kaget  lagi. Bagaimana jika akhirnya putus sebagai pasangan. Bisakah kita balikkan lagi menjadi sahabat? Butuh kedewasaan tersendiri menyikapinya

 

Sahabat adalah saudara

Dengan kedekatan dan saling pengertian yang seperti tanpa batas. Seorang sahabat bisa jadi seperti saudara kita. Dalam keseharian,  ada saja hal yang membuat kita berbeda pendapat / bersebrangan dengan saudara. Apapun masalahnya,  kita akan berusaha mencari solusi terbaik, atas nama ikatan keluarga.  

 

Demikian kian juga persahabatan. Dalam perjalanan waktu, adalah lumrah jika kita berselisih faham dengan sahabat. Emosi. Sampai sempat saling menghindar. Inilah ujian persahabatan. Cobalah, sedikit ambil jarak. Ingatlah dinamika persahabatan kita selama ini dengan dia. Betapa sering sang sahabat ‘pasang badan’ untuk melindungi kita dari keputusasaan, keterpurukan bahkan rasa malu.  Bagaimana dia berusaha terus mendukung kita, padahal _di saat yang sama_  dia sedang kesulitan karena menghadapi berbagai masalah.  The Friend are for

 

Sahabat adalah diri kita di cermin sebelah. Bisa salah dan keliru. Dulu kita yang memilih untuk menjadi sahabat dia. Bagaimana kalau kita tetap mempertahankannya? Friend are forever

 

 

Dear my best friend

Thanks to all of you

 

 


2 komentar:

  1. Bagaimana jika akhirnya putus sebagai pasangan. Bisakah kita balikkan lagi menjadi sahabat? Butuh kedewasaan tersendiri menyikapinya.


    Di kebanyakan fenomena banyak yang menjadi putus teli silahturahminya, hubungan menjadi retak. Tapi disisi lain tidak dapat dipungkiri banyak yang akhirnya berteman baik. Memang sangat diperlukan kedewasaan bersikap.

    BalasHapus
  2. Yang sering terjadu, ketika sahabat jadi kekasih lalu putus. Kita merasakan dua kehilangan sekaligus. Kehilangan sahabat dan kehilangan pasangan.

    BalasHapus