Sahabat dan persahabatan adalah salah satu bentuk relasi antar individu yang tidak asing dalam keseharian kita. Lalu, bagaimana selama ini kita menandai suatu persahabatan?
Dari Teman Menjadi
Sahabat
Bisa jadi kita memiliki teman dimana-mana. Baik di sekolah, tempat
kerja, lingkungan tinggal maupun karena tergabung dalam komunitas atau kelompok
sosial tertentu. Teman sesaat. Teman lama. Teman main. Bahkan teman yang sudah
dilupakan. Sama seperti kita. Mereka bisa jadi sudah lupa, kalau kita pernah
berteman dengan mereka. Dulu.
Reuni adalah ajang untuk bertemu teman-teman dari kurun waktu / kegiatan
tertentu. Bertemu dengan teman di event seperti ini, biasanya akan menyenangkan
kembali. Biasanya kita ‘berjanji” akan
menyambungkan kembali tali pertemanan yang sempat putus. Mungkin
karena kesibukan masing-masing, punya
teman yang lebih asik atau alasan pembenaran lainnya.
Beda
dengan persahabatan. Walaupun terpisah oleh jarak, waktu dan kesibukan, mereka
tetap ada untuk kita. Namun tidak menutup kemungkinan, persahabatan akan
memudar karena teralihkan hal-hal lain. Atau
mempunyai sahabat baru yang ternyata lebih ‘klik’ .
Agar
persahabatan kita tak lekang oleh waktu, bisakah kita tetap menjaga
keterhubungan? Toh semakin banyak moda plihan komunikasi saat ini. Sempatkan
waktu untuk itu. Seperti yang juga sahabat lalukan ke kita. Mari bertukar
atensi dan dukungan dengan sahabat kita dimanapun dan bagaimanapun mereka.
Satu
lagi hal yang khas dari persahabatan. Kepada sahabat kita dapat ‘menitipkan’
berbagai rahasia . Kita yakin, sahabat adalah orang yang dapat menjaga rahasia.
Walaupun kita juga sering mendengar bahwa ada sahabat yang membocorkan aib atau
rahasia besar kita. Kepada orang tersebut, apakah masih layar kita sampirkan
gelar sahabat?
Sepertinya,
seterbuka apapun kita dengan sahabat,
tetap sisikan ruang tertentu yaitu “
bersahabat dengan diri sendiri. ” Agar kejujuran kita tidak berbalik menjadi
boomerang yang mencederai suatu persahabatan.
Dari
Sahabat Menjadi Kekasih
Dengan
berjalannya waktu dan intensitas komunikasi ; Saling mendukung serta semakin dapat memahami satu sama lain, maka
persahabatan antara wanita dan pria,
bisa saja berlanjut atau berubah menjadi
pasangan kekasih.
Biasanya perubahan tersebut karena faktor kenyamanan atau karena adanya dukungan psikis yang terasa lebih tulus.
Selain itu, karena kita mulai merasa tidak lengkap tanpa kehadirin ‘sang
sahabat’ tersebut. Merasa ingin memberikan perhatian dan diberikan perhatian
yang lebih intens dan pribadi. Benarkah ketika ada yang bilang, cinta itu
tiba-tiba datangnya?
Di banyak pengakuan, kapan persisnya status sahabat berubah jadi
pasangan… Adalah jawaban yang tidak serta merta dapat langsung dijawab. Karena
perubahan tersebut, berjalan atau dirasakan secara alami. Asiknya berpasangan dengan sahabat adalah
mereka tahu kita apa adanya. Sebagai seorang sahabat, kita cendrung menjadi
diri sendiri. Tidak mengenakan topeng. Sehingga ketika menjadi pasangan, kita
tidak terkaget-kaget lagi. Bagaimana
jika akhirnya putus sebagai pasangan. Bisakah kita balikkan lagi menjadi
sahabat? Butuh kedewasaan tersendiri menyikapinya
Sahabat adalah saudara
Dengan
kedekatan dan saling pengertian yang seperti tanpa batas. Seorang sahabat bisa
jadi seperti saudara kita. Dalam keseharian,
ada saja hal yang membuat kita berbeda pendapat / bersebrangan dengan
saudara. Apapun masalahnya, kita akan
berusaha mencari solusi terbaik, atas nama ikatan keluarga.
Demikian
kian juga persahabatan. Dalam perjalanan waktu, adalah lumrah jika kita
berselisih faham dengan sahabat. Emosi. Sampai sempat saling menghindar. Inilah
ujian persahabatan. Cobalah, sedikit ambil jarak. Ingatlah dinamika persahabatan
kita selama ini dengan dia. Betapa sering sang sahabat ‘pasang badan’ untuk
melindungi kita dari keputusasaan, keterpurukan bahkan rasa malu. Bagaimana dia berusaha terus mendukung kita,
padahal _di saat yang sama_ dia sedang
kesulitan karena menghadapi berbagai masalah. The Friend are for
Sahabat
adalah diri kita di cermin sebelah. Bisa salah dan keliru. Dulu kita yang
memilih untuk menjadi sahabat dia. Bagaimana kalau kita tetap
mempertahankannya? Friend are forever
Dear
my best friend
Thanks
to all of you
Bagaimana jika akhirnya putus sebagai pasangan. Bisakah kita balikkan lagi menjadi sahabat? Butuh kedewasaan tersendiri menyikapinya.
BalasHapusDi kebanyakan fenomena banyak yang menjadi putus teli silahturahminya, hubungan menjadi retak. Tapi disisi lain tidak dapat dipungkiri banyak yang akhirnya berteman baik. Memang sangat diperlukan kedewasaan bersikap.
Yang sering terjadu, ketika sahabat jadi kekasih lalu putus. Kita merasakan dua kehilangan sekaligus. Kehilangan sahabat dan kehilangan pasangan.
BalasHapus