“Suka Membaca?”
Walaupun sudah terlalu sering mendengar pertanyaan di atas, saya tidak
pernah merasa bosan untuk menjawabnya. Pertanyaan dengan dua kata tersebut,
dengan sangat antusias akan saya jawab secara panjang lebar. Tanpa menghiraukan, apakah sang penanya
benar-benar tertarik dengan alasan saya gemar membaca atau sekedar mengisi
percakapan. Jadi begini…
Ya ! Saya sungguh sangat suka membaca. Bahkan sebelum masuk SD. Masih
segar diingatan. Saat itu, sebelum berangkat kerja, biasanya ayah kami membaca
koran terlebih dahulu. Melihat hal tersebut, sayapun segera duduk di sebelahnya. Bersiap
mendengarkan beliau membaca beberapa artikel di harian pagi langganan kami tersebut
atau saya menunjuk satu berita untuk dibacakan.
Mengingat kami mempunyai kegemaran yang sama, yaitu sepak bola ( ini
juga jawaban atas pertanyaan bagaimana saya sampai ‘keracunan’ sepak bola ).
Maka, artikel itulah yang sering kali saya minta ayah bacakan untuk saya. Saat beliau membaca, saya asik mendengarkan
sambil bola mata saya bolak-balik melirik
artikel yang beliau baca tersebut. Intonasi dan cara ayah membacanya membuat Tuty
kecil ingin segara bisa membaca juga.
Entah bagaimana. Begitu kuat dorongan saya untuk bisa membaca. Otak
kanak-kanak saya cepat menghafalkan apa yang beliau bacakan dengan
karakter-karakter (huruf) tertentu . Cara beliau membaca kata-perkata dengan
intonasi yang menarik, sungguh membantu
saya belajar membaca dalam waktu cukup singkat. Dengan cara saya sendiri.
Jadi, ketika masuk SD ( saya tidak tertarik masuk TK ), sudah cukup
lancar membaca. Walaupun baru faham, bahwa karakter-karakter yang saya hafalkan
tersebut disebut alphabeth. Nah, Kesukaan saya terhadap membaca tersebut, berpengaruh
dengan kemampuan motorik halus saya, dalam hal ini : menulis dengan baik. Di
tahun pertama SD, pelajaran menulis tidak terlalu menarik untuk saya. Untungnya, saya cepat menyadari bahwa yang
namanya sekolah itu tidak hanya berisi pelajaran membaca. Walaupun sampai,
lulus SD. Semua wali kelas memberikan pesan yang sama. Perbaiki tulisan !!
“Suka Menulis?”
Jika dikaitkan dengan konteks menulis
-yang membuat orang lain kesulitan
membaca tulisan saya, ingin rasanya memjawabnya
dengan pertanyaan seperti, bisakah pertanyaannya diganti? Namun, jika tulisan di kaitkan dengan contain.
Saya pasti akan menjawab bahwa saya suka. Walaupun dengan kemampuan menulis
yang sangat terbatas. Pun sampai saat ini.
Jadi, saya berterimakasih kepada teknologi, seperti komputer maupun HP.
Mereka ‘menyelamatkan’ saya dari effort keras menulis tangan. Saya juga
sangat berterimakasih kepada beberapa guru SMA saya, yang kerap memberi appreciate
atas isi tulisan saya. Seorang diantaranya bahkan menganjurkan saya kuliah
di bidang penulisan seperti jurnalistik.
Katanya, saya mempunyai bakat menjadi penulis (padahal saat itu ingin jadi ahli
botani ). Walaupun seperti tak menghiraukan saran tersebut, sesungguhnya sejak
itu saya rajin menulis. Namun untuk dibaca sendiri.
Sampai suatu hari saya masuk komunitas BPJ. Semula saya pikir ‘hanya’
sebatas komunitas penyuka jalan-jalan. Bersyukur saya masuk ke RT 7 yang ( kala
itu ) sangat aktif. Admin dan warganya, sangat mengapreasi bakat dan kemampuan
anggotanya. BPJpun memberi ruang untuk keminatan-keminatan tertentu, sehingga
selain WAG RT ada jga WAG Klub keminatan/hobby. So Meaningfull !!
Kalau sebelumnya, saya menulis untuk konsumsi pribadi. Sejak masuk RT tersebut,
saya kerap sharing tulisan berbentuk puisi. Termasuk duet menulis puisi dengan teman
sewarga yang sempat dibawakan pada peringatan HUT BPJ. Apalagi setelah masuk
Klub Kubbu. Saya belajar banyak tentang hiruk pikuk dunia penulisan juga buku. Selain
menulis puisi, saya juga belajar menulis non puisi, walaupun masih sebatas
mengikut kegiatan “Arisan Kubbu.” Many thanks. At All !!
Ya, salah satu genre penulisan favorit saya adalah menulis puisi. Bahkan
untuk satu puisi, saya bisa menghabiskan waktu untuk membaca 5 atau lebih buku
terlebih dahulu. Tak jarang, ditambah lagi dengan membaca dengan beberapa
artikel / jurnal. Walaupun buku/artikel/jurnal yang dibaca tersebut not related
dengan isi tulisan saya. Sebagian diantaranya, merupakan catatan khusus dari case-case
yang sedang / sudah saya tangani.
Termasuk untuk caption posting-an di Instagram. Yang pertama disiapkan adalah sang caption itu sendiri. Sebagai 'hasil' membaca beberapa bab dari beberapa buku. Picture justru pilihan berikutnya.
Lalu, adakah alasan lain sehingga menulis puisi begitu menarik untuk
saya? Karena jawabannya akan kembali panjang kali lebar -jika ada yang
penasaran- . Nanti saja saya ceritakan. Tersendiri.
“Lebih Suka Menulis atau Membaca?”
Ternyata. Maksudnya, biasanya. Walaupun saya sudah cerita ‘berjilid-jilid’
yang intinya seperti diatas. Namun tetap saja, ada yang penasaran. Meminta
saya, menjawab mana yang lebih disuka. Ya sudahlah. Saya akan menjawabnya secara
normatif. Bahwa saya makin suka membaca
karena saya sangat suka menulis. Bahwa saya jadi sangat suka menulis karena
saya sangat suka membaca.
Masih ada, pertanyaan
selanjutnya?