Sepanjang hidup, setidaknya sampai hari ini, tak pernah sedetikpun Tuhan meninggalkan saya. Namun, lebih dari jutaan detik, justru kita kerap 'meninggalkan' Tuhan. Alhamdulillah, sejauh ini saya tidak pernah sampai di titik 'kehilangan' Tuhan. Atau mengalami masa mencari cara untuk menemukan Tuhan. Ya Tuhan,
Andai aku meninggalkankan-Mu, tolong temukan aku, tuntun kembali dijalan-Mu
Memang, ada berbagai kejadian yang membuat saya alpa mengingat Tuhan. Bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini, adalah atas izinnya. Termasuk kegagalan. Rasanya cukup manusiawi jika disadari/tidak ketika mengalami hal yang tidak sesuai rencana. Kita mudah 'mempertanyakan' keadilan Tuhan. Astagfirullah.
Misalnya, tentang kegagalan promosi beberapa tahun lalu. Diawali menjadi yang terbaik. Siapa yang menyangka kalau hasil final di 'diskualifikasi' tanpa alasan yang jelas dan tidak ada ruang untuk 'naik banding'. Walau sampai sekarang, tetap tidak ada penjelasan yang rasional. Selain rumour, mungkin karena faktor "A", atau "B" bahkan "C"....
Lalu sampaikan pada satu kesimpulan. Dari begitu banyak pertanyaan tidaklah mesti berbanding lurus dengan banyaknya jawaban. Apalagi jawaban yang sesuai ( dengan maunya kita ).
Jadi, mari mencoba untuk ikhlas dan legowo. Setelah di fase ini, barulah sedikit demi sedikit Tuhan menunjukkan 'alasan' mengapa saya mesti 'digagalkan'. Di Titik ini saya menemukan (jawaban) Tuhan yang luar biasa, sampai sulit dijelaskan dengan kata-kata. Selain, Alhamdulillah, waktu itu gagal jadi...
Ya Tuhan,
Maafkan aku yang sering tak menyadari hikmah kebaikan dari suatu kegagalan
Ada lagi satu kejadian yang membuat saya, sadar sesadar sadarnya. Hanya Tuhanlah sang Maha Penolong. Jadi, waktu itu, karena keasikan motret saya jatuh dari jembatan rapuh yang menghubungkan dua pulau kecil di daerah Sulawesi Tengah.
Patahan kayu-kayu jembatan dan paku berkarat menghantam badan saya. Darah mengalir dari luka-luka sekujur tubuh. Rasanya perih dan kalut karena tercium anyir darah saya dan sempat panik kesulitan nafas sambil berusaha berenang ke atas permukaan air dengan kemampuan jarak pandang yang terbatas ( karena kacamata raib alias ikut nyebur ke laut ).
Sampai beberapa waktu tak ada yang menolong, karena khawatir serangan hiu ganas di perairan tersembut. Dalam kekalutan untuk 'mempertahankan hidup' sempat terdengar teman-teman yang masih di kapal berteriak " Tuty.... awas Shark Attack !"
Ya, memang sepanjang perjalanan tadi, kapal kami diikuti oleh beberapa hiu yang seolah mendampingi kami mengarungi lautan berair sangat jernih. Orang kapal sempat cerita juga, kalau hiu-hiu tersebut sensitif dengan bau darah. Berikut kisah-kisah menyeramkan lainnya, tentang orang-orang yang pernah diserang hiu ....
Saat berjuang untuk naik kepermukaan laut itulah saya yang mulai kehabisan tenaga, tanpa ada yang berani untuk menolong, sempat berdoa. Ya Allah ampuni saya, jika memang masih ada umur, tolong selamatkan saya. Entah bagaimana, sepersekian detik saya sudah ada di permukaan, sempat saya lihat hiu-hiu menjauh. Di titik ini saya menyadari bahwa Tuhan dapat kita temukan dimanapun. Percayalah !!
Ya Tuhan,
Ingatkan aku untuk terus bersyukur pada Engkau tidak pernah meninggalkan umatMu yang sering meninggalkanMu ini. Aamiin
Sebetulnya banyak pertolongan Tuhan yg selalu kita terima ya, mba..
BalasHapusMungkin kl dibikin list, udah bs berlembar - lembar halaman buku..hehehe..
Alhamdulillah, mba Tuty selamet ya..
Alhamdulillah. Beneran, bersyukur banget masih dikasih kesempatan untuk insyaf.
BalasHapuswhaaaattttt.....astgafirullah.....sampe nahan nafas bacanya. omaygaaadd.....mbaaa, itu pengalaman luar biasa..., pasti banyak hikmah yang di dapat dari peristiwa ituh, semoga kapan kapan bisa ngopi bareng, cerita banyak hal tentang hidup
BalasHapus