Minggu, 21 November 2021

Identify Birthday Moments

 

Ini tentang Dini dan Doni ( Panggil mereka, seperti itu ya ).

‘Tanpa disengaja’ ( setidaknya dari pihak Dini ) mereka bertemu lagi 5 tahun kemudian. Hal ini memang perlu diberi tanda kutip. Dari Pihak Dini, memang demikian adanya.  Berbeda dengan Doni. Perlu waktu 5 tahun untuk sanggup bertemu Dini lagi, secara langsung. Setelah merasa siap, Doni merencanakan pertemuan yang seolah tidak disengaja tersebut.  Kenapa ?

Karena dulu -pun sampai sekarang- Doni tidak bisa menerima alasan penolakan Dini. Rasanya, begitu banyak kecocokan diantara mereka. Kebersamaan yang bertahun-tahun tanpa pernah konflik. Selalu  saling support dan tidak pernah ada perbedaan yang sangat serius. Satu hal, yang paling membuat Doni yakin mereka ‘ditakdirkan’ berpasangan adalah beberapa kejadian, yang   menurutnya bukanlah sekedar kebetulan.

Di tahun pertama kedekatan mereka. Ada moment yang tidak pernah bisa dilupakan oleh Doni. Ketika salah satu dari mereka berulang tahun. Mereka saling memberi hadiah yang sama persis! Baik saat ulang tahun Dini maupun Doni. Kok bisa?

Sungguh surprise. Keduanya malah tidak tahu bahwa salah satu diantara mereka, hari itu berulang tahun. Walaupun cukup dekat, ternyata mereka sebelumnya tidak pernah menanyakan tanggal lahir.  Kedua, tidak ada pembicaraan sebelumnya bahwa hari itu mereka akan saling memberikan kado. Bagi Dini, ini hanya kebetulan. Dini tidak tahu bahwa Doni bahagia sekali dan menganggapnya ‘suatu’ pertanda baik.

Pada tahun berikutnya. Ketika Doni berulang tahun, tapi Dini tetap tidak ingat tanggal lahir Doni. Kebetulan. Ini betulan kebetulan ( sudahlah,  kita anggap lagi ya seperti itu ). Mereka bertemu di toko yang sama. Dini memang sekedar show window. Sedangkan Doni memang sedang mencari suatu barang di toko tersebut.

Belum sempat Doni menyampaikan maksud kedatangannya ke toko tersebut.  Tiba-tiba, Dini, menunjuk satu benda ( maaf nih, Doni keberatan kalau saya di tulis benda apa yang dimaksud ) yang menurut Dini sangat dibutuhkan Doni saat itu.

Setengah berlari,  Doni  membawa barang tersebut ke kasir dan meminta izin untuk menukar dengan barang yang sudah dibeli sebelumnya. Ternyata, sebelum Dini tiba di toko tersebut. Doni sudah membeli barang serupa yang ditunjuk juga oleh Dini. Hanya sekarang, dia minta ganti dengan yang dipilih oleh Dini.

Kening sang kasir sempat sedikit berkerut. Namun tersenyum. Ya iyalah, barangnya sama persis. Tapi kok minta ditukar? Syukurlah, kasir yang pengertian itupun mengabulkan permintaan Doni. Sepertinya so sweet ya. Jadi cukup wajar kalau Doni berfikir, betapa cocoknya mereka. Walaupun Dini tidak membelikan Doni hadiah ulang tahun. Baginya, perhatian Dini tersebut,  sudah cukup menjadi kenangan  ulang tahun yang paling berkesan.

Berbeda dengan Dini. Doni menganggap sederet kebetulan diantara mereka tersebut, apalagi di momen ulang tahun adalah sebagai pertanda kecocokan. Hadiah ulang tahun yang tidak terlupakan bagi Doni. Bahkan selama lima tahun tidak bersama, benda-benda tersebut, hampir tidak pernah jauh dari Doni. Walaupun terlihat sudah kusam dan tidak layak digunakan. Doni tidak pernah menghiraukan apa kata orang.  Bahkan, seorang teman yang merasa  ‘kasihan’ membelikan barang yang baru, namun Doni tidak bergeming, tanpa menyampaikan alasan dibalik semua itu.

Jadi 5 tahun kemudian,   Doni sudah merasa sudah cukup kuat mental untuk bertemu muka dengan Dini. Ia merencanakan sebaik mungkin agar pertemuan tersebut terkesan kebetulan ( ah sayang, sekali lagi Doni meminta saya, untuk  tidak menuliskan hal-hal yang dia rencanakan secara rinci ).  Ya, tanpa Dini sadari, selama 5 tahun Doni yang belum move on terus ‘mengikuti’ aktifitas Dini. Senantiasa berdoa, agar Dini yang sekarang, sudah bisa menerima dia.

Singkat cerita,   ‘tanpa sengaja’ mereka akhirnya bertemu kembali lagi. Doni berusaha keras menunjukan kepada Dini sebagai person yang lebih baik tanpa mengungkit ‘penderitaan’ yang ditahannya selama 5 tahun.  Sesuai rencana, pada moment ulang tahun, Doni mengajak Dini ke toko yang pernah mereka kunjungi bersama bertahun silam itu.

Sesampainya di toko ‘kenangan’. Dengan berhati-hati, Doni menanyakan, apakah Dini mengetahui alasannya mengajak ketoko tersebut.  Seraya, menunjukkan jenis barang yang serupa dengan waktu itu. Namun reaksi Dini sungguh mengecewakan Doni. Dengan ringannya Dini mengatakan tidak tahu dan tidak ingat kalau itu moment ulang tahun Doni. Bahkan, ketika Doni menceritakan ulang, Dini hanya bilang. Oh, ya ?

2 komentar:

  1. Sepertinya penyakit ngarep Doni udah kronis, Mba Tuty..hehe.
    Semoga kedepannya Doni bs jadi pribadi yg lebih get real yah :)

    BalasHapus
  2. Ya kak, walaupun sekarang doni sudah menikah, dia tetap berharap ada surprise dari Ani, di moments ulang tahunnya.

    BalasHapus