Selasa, 23 November 2021

Social Media Noted

 

Find & (Un)fine

Seorang teman. Teman Lama. Lama sekali tidak saling berkirim kabar. Tiba-tiba menyapa dengan lugas. Tanpa banyak basa-basi. Dia ‘memprotes’ satu posting-an di FB  hal yang sangat sulit dibantah maupun dijelaskan alasannya. Bahkan, dengan nada ‘memaksa’ meminta password untuk menghapus posting-an tersebut. Padahal sang pemilik account, sudah lama sekali tidak update ( dibaca : lupa )  Facebook dimaksud.

Akibat tidak terhapusnya picture yang diminta, silaturahmi yang baru terjalin kembali, tidak berlanjut. Apakah mesti sampai seperti itu, ya?

 

Find & (without)Permission

Seorang kenalan. Kenal karena satu dua kali bertemu. Bertemupun tanpa sempat ngobrol akrab. Dapat dipastikan, tidak sempat bertukar info account media sosial. Hanya sekedar bertukar senyum. Sudah sampai disini? Oh belum !!

Kita memang tidak pernah bertemu lagi setelahnya, tidak juga saling berkomunikasi walaupun bergabung di WA group suatu komunitas. Sampai suatu ketika, tanpa disengaja membuka ( entah, mungkin memang sudah waktunya untuk tahu ) koleksi photo yang ia posting di Instagram.

Oh My God! ternyata  galeri foto di instagramnya, hanya berisi foto-foto yang berasal dari instagram orang lain ( dibaca : saya ) yang diambil tanpa izin atau menuliskan sumber aslinya.  Direct message maupun japrian untuk mempertanyakan hal tersebut tidak di gubris. Bahkan, terus posting karya-karya orang lain, lagi di galerinya. Hemm, sebegitu sulitkah untuk meminta izin?

 

Find & Appreciate

Untuk beberapa orang.  Ada kalanya caption atas suatu posting-an di Instagram, Twitter, Status WA atau Facebook, menjadi lebih ‘menarik perhatian’ dari hal utama yang di posting. Padahal beberapa caption awalnya dibuat secara impulse. Namun tidak jarang beberapa orang justru memberi komentar dengan serius. Bahkan, pernah sampai penasaran. Bertanya langsung  maupun tidak langsung, ada apa dibalik kata-kata tersebut. Di antaranya, bahkan bukan penutur Bahasa Indonesia maupun Inggris. Sehingga untuk menjelaskannya, perlu perjuangan sendiri. Namun menyenangkan rasanya.

Bahkan banyak yang memberikan ide menarik. Seperti bagaimana jika dibukukan. Atau di buat dalam versi youtube, tik tok dst. Diantara mereka, juga sempat mengingatkan akan rentannya karya kita di ‘curi’ pihak lain untuk kepentingan / keisengan pribadi. Bahkan, memberikan dukungan atau saran agar karya kita semakin baik. Terimakasih !

Mempunyai teman-teman baru dari berbagai sudut bumi, melalui karya kita di aplikasi media sosial adalah sesuatu yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.  Bertemu kembali dengan teman-teman lama lewat media sosial juga sesuatu yang membahagiakan.  Berbagi cerita, pengalaman, kenangan dan pengetahuan dari media sosial, semakin hari tampaknya menjadi keseharian kita.  Tentang seberapa positif atau negatifnya, tergantung bagaimana kita menggunakannya bukan menyalahgunakannya.

1 komentar:

  1. Setuju, semua tergantung yg pakai..
    Dr awal milih jenis medsos, dll semua tergantung manusianya mau gmn :)

    BalasHapus