Minggu, 14 November 2021

Listening is Healthy

 

I can see clearly now the rain is gone
I can see all obstacles in my way
Gone are the dark clouds that had me blind

 

It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day

 

Oh, yes I can make it now the pain is gone
All of the bad feelings have disappeared
Here is that rainbow I've been praying for

 

It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day

 

look all around, there's nothing but blue skies
Look straight ahead, there's nothing but blue skies

 

I can see clearly now the rain is gone
I can see all obstacles in my way
Here is that rainbow I've been praying for

 

It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day

 

Bri-ri-ri-ri', bright, (bright)
Bright (bright) sunshiny day, yeah, eh
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day, yeah, na
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
Bri-ri-ri-ri', bright (bright)
Bright (bright) sunshiny...

 

Lirik dan makna dari lagu lawas “I Can See Clearly Now”  yang diciptakan dan dinyanyikan oleh penyanyi reggae Johnny Nash di atas kerap membantu proses healing untuk client saya  yang merasa putus asa. Bahkan ‘menvonis’ diri tidak akan sanggup untuk keluar dari masalah. Walaupun awalnya, banyak yang tidak tahu lagu tersebut. Setelah mereka mendengarkannya, reaksi mereka cenderung positif.

Optimisme yang disampaikan dalam lagu tersebut, bukanlah meniadakan masalah.  Lihatlah ‘keluar’. Walaupun ada rintangan namun jangan gentar untuk menghadapi. Yakinlah, ada titik terang. Bahkan ada pelangi yang membuat hidup kita akan lebih berwarna setelah melewati masalah tersebut. Ya, walaupun dalam kenyataannya tidak sesederhana itu, walupun setelahnya mungkin kita masih menghadapi masalah-masalah berikutnya.  

 

Selain, nature healing  seperti itu.  Teman dekat atau sahabat ( selain keluarga maupun pasangan ) adalah circle pertama dan utama dalam proses psychology healing.   Seperti yang disampaikan dalam -satu lagi- lagu lawas dari Dionne Warwick “ That’s What Friends Are For”.  Bahwa, sejatinya, sahabat ada saat kita baik maupun buruk. Sejatinya, itulah sahabat. Karena satu dan lain alasan, kadang kita justru menjauhkan diri dari sahabat saat menghadapi masa-masa buruk, karena tidak ingin membebani. Padahal, sering kali keterlibatan sabahat justru sangat membantu proses counseling.

 

“… Keep smiling keep shinning

 knowing you can always count on me

For sure that;s what friend are for

Foor good times and bad times

I’ll be on yout side forever more

That’s what friends are for.…”

 

Masih ada beberapa lagi lagu  yang menginspirasi, mencairkan suasana ataupun membuat nyaman pada berbagai sesi counseling. Mengingat setiap mereka adalah pribadi yang special. Saya jadi  terpacu, mesti memahami berbagai genre musik. Ya, secara langsung maupun tidak, musik dapat menjadi media healing yang mumpuni.

 

Beberapa lagu,  awalnya ditujukan sebagai salah satu media untuk lebih memahami atau membantu client. Namun akhirnya saya ikut memfavoritkan lagu  favorit mereka. Seperti lagu-lagunya Kunto Aji, terutama “Rehat.”  Bahkan “Love Myself” nya BTS !

 

Cukup mengagumkan, banyak diantara mereka ( client ) yang sesungguhnya, sudah berusaha self healing.

Antara lain dengan ‘mencari bantuan’ melalui lagu-lagu. Atau musik telah menjadi pertolongan pertama atau antara sebelum akhirnya mereka membutuhkan penanganan yang lebih komprehensip dari profesional. Sehingga ketika musik digunakan sebagai salah satu media healing, secara umum responnya positif.

 

Biasanya, setelah menangani case-case yang cukup menyita pikiran. Saya menjedanya dengan mendengarkan lagu dari band  favorit saya : Scorpions. Terutama lagu “Wind of Change.”   Mengulang Berapa kalipun, saya tidak pernah bosan mendengarnya. Lagu yang monumental dan inspiring

 

“… Take me

To the Magic of the moment of the Grory night

Where the children of tomorrow dream their way

In the wind of change….”

Diselang-seling dengan mendengarkan suara merdu dari Nissa Sabyan. Terutama lagu “Ya Maulana.”  Kalau biasanya saya mendengarkan musik disambi mengerjakan yang lain. Namun saat mendengarkan  lagu tersebut, saya menghentikan aktifitas lainnya.

“ Dengan kasih-Mu ya Rabbi Berkahi hidup ini

Dengan Cinta-Mu ya Rabbi damaikan mati ini

 

Saat salahku melangkah

Gelap hati penuh dosa

Beriku jalan Temui Mu di surga

 

Terima sembah sududku

Terimalah Doaku

Terima sembah sujudku

Izinkan ku bertaubat….”

 

 

Sementara ini , semenjak pandemic saya menyempatkan diri untuk berolah raga ringan dengan lebih rutin. Ditemani lagu-lagu favorit saya dari gelaran piala dunia.  Seperti “The Cup of Life” dari Ricky Martin  ( Piala Dunia 1998 ) serta “Wavin Flag” dari K’Naan ( Piala Dunia 2010 ).  

 

Nah, sekarang olahraga pagi saya lebih berwarna karena diiringi juga dengan lagu-lagu dari Indonesia Timur, antara lain “ Kaka, Ade Masih Sekolah” dan “Kasih Slow “  . Untuk itu, saya mesti mengucapkan terimakasih kepada Mas Iqbal. Teman dari Club Kubbu BPJ atas tulisannya di program arisan. Yang pada saat ybs. perjalanan di suatu wilayah di propinsi NTT, sang sopir terus memutar ulang lagu trsebut. Penasaran, saya jadi searching  dst..dst.  Ternyata oh ternyata, bikin senyum dan asik untuk musik latar olahraga.  Coba dech dengerin….

1 komentar:

  1. Kayaknya saya pernah denger lagu i can see clearly now jd jingle iklan, tp wkt itu ga tw judulnya..
    Dr sini jadi tw..
    Ada beberapa lagu yg saya jg kdg msh suka dengerin meskipun lagu lama yaitu wind of change krn berasa humanis bgt & wavin flag yg upbeat bikin semangat :)

    Nice post!

    BalasHapus