I can see clearly now the rain is gone
I can see all obstacles in my way
Gone are the dark clouds that had me blind
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
Oh, yes I can make it now the pain is gone
All of the bad feelings have disappeared
Here is that rainbow I've been praying for
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
look all around, there's nothing but blue skies
Look straight ahead, there's nothing but blue skies
I can see clearly now the rain is gone
I can see all obstacles in my way
Here is that rainbow I've been praying for
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
Bri-ri-ri-ri', bright, (bright)
Bright (bright) sunshiny day, yeah, eh
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day, yeah, na
It's gonna be a bright (bright)
Bright (bright) sunshiny day
Bri-ri-ri-ri', bright (bright)
Bright (bright) sunshiny...
Lirik
dan makna dari lagu lawas “I Can See Clearly Now” yang diciptakan dan dinyanyikan oleh penyanyi
reggae Johnny Nash di atas kerap membantu proses healing untuk client
saya yang merasa putus asa. Bahkan ‘menvonis’
diri tidak akan sanggup untuk keluar dari masalah. Walaupun awalnya, banyak
yang tidak tahu lagu tersebut. Setelah mereka mendengarkannya, reaksi mereka
cenderung positif.
Optimisme yang
disampaikan dalam lagu tersebut, bukanlah meniadakan masalah. Lihatlah ‘keluar’. Walaupun ada rintangan
namun jangan gentar untuk menghadapi. Yakinlah, ada titik terang. Bahkan ada
pelangi yang membuat hidup kita akan lebih berwarna setelah melewati masalah tersebut.
Ya, walaupun dalam kenyataannya tidak sesederhana itu, walupun setelahnya
mungkin kita masih menghadapi masalah-masalah berikutnya.
Selain, nature
healing seperti itu. Teman dekat atau sahabat ( selain keluarga
maupun pasangan ) adalah circle pertama dan utama dalam proses psychology
healing. Seperti yang disampaikan dalam -satu lagi-
lagu lawas dari Dionne Warwick “ That’s What Friends Are For”. Bahwa, sejatinya, sahabat ada saat kita baik
maupun buruk. Sejatinya, itulah sahabat. Karena satu dan lain alasan, kadang
kita justru menjauhkan diri dari sahabat saat menghadapi masa-masa buruk,
karena tidak ingin membebani. Padahal, sering kali keterlibatan sabahat justru
sangat membantu proses counseling.
“… Keep
smiling keep shinning
knowing you can always count on me
For sure
that;s what friend are for
Foor good
times and bad times
I’ll be
on yout side forever more
That’s
what friends are for.…”
Masih ada beberapa lagi
lagu yang menginspirasi, mencairkan
suasana ataupun membuat nyaman pada berbagai sesi counseling. Mengingat
setiap mereka adalah pribadi yang special. Saya jadi terpacu, mesti memahami berbagai genre musik. Ya,
secara langsung maupun tidak, musik dapat menjadi media healing yang
mumpuni.
Beberapa lagu, awalnya ditujukan sebagai salah satu media
untuk lebih memahami atau membantu client. Namun akhirnya saya ikut
memfavoritkan lagu favorit mereka. Seperti
lagu-lagunya Kunto Aji, terutama “Rehat.” Bahkan “Love Myself” nya BTS !
Cukup mengagumkan, banyak
diantara mereka ( client ) yang sesungguhnya, sudah berusaha self healing.
Antara lain dengan ‘mencari
bantuan’ melalui lagu-lagu. Atau musik telah menjadi pertolongan pertama atau
antara sebelum akhirnya mereka membutuhkan penanganan yang lebih komprehensip
dari profesional. Sehingga ketika musik digunakan sebagai salah satu media
healing, secara umum responnya positif.
Biasanya, setelah
menangani case-case yang cukup menyita pikiran. Saya menjedanya dengan
mendengarkan lagu dari band favorit saya
: Scorpions. Terutama lagu “Wind of Change.” Mengulang Berapa kalipun, saya tidak pernah
bosan mendengarnya. Lagu yang monumental dan inspiring…
“… Take me
To the Magic of the
moment of the Grory night
Where the children
of tomorrow dream their way
In the wind of
change….”
Diselang-seling dengan
mendengarkan suara merdu dari Nissa Sabyan. Terutama lagu “Ya Maulana.” Kalau biasanya saya mendengarkan musik disambi
mengerjakan yang lain. Namun saat mendengarkan lagu tersebut, saya menghentikan aktifitas
lainnya.
“ Dengan kasih-Mu ya
Rabbi Berkahi hidup ini
Dengan Cinta-Mu ya
Rabbi damaikan mati ini
Saat salahku
melangkah
Gelap hati penuh
dosa
Beriku jalan Temui
Mu di surga
Terima sembah
sududku
Terimalah Doaku
Terima sembah
sujudku
Izinkan ku bertaubat….”
Sementara ini , semenjak pandemic
saya menyempatkan diri untuk berolah raga ringan dengan lebih rutin. Ditemani
lagu-lagu favorit saya dari gelaran piala dunia. Seperti “The Cup of Life” dari Ricky
Martin ( Piala Dunia 1998 ) serta “Wavin
Flag” dari K’Naan ( Piala Dunia 2010 ).
Nah, sekarang olahraga pagi saya
lebih berwarna karena diiringi juga dengan lagu-lagu dari Indonesia Timur,
antara lain “ Kaka, Ade Masih Sekolah” dan “Kasih Slow “ . Untuk itu, saya mesti mengucapkan
terimakasih kepada Mas Iqbal. Teman dari Club Kubbu BPJ atas tulisannya di
program arisan. Yang pada saat ybs. perjalanan di suatu wilayah di propinsi
NTT, sang sopir terus memutar ulang lagu trsebut. Penasaran, saya jadi searching
dst..dst. Ternyata oh ternyata, bikin senyum dan asik
untuk musik latar olahraga. Coba dech
dengerin….
Kayaknya saya pernah denger lagu i can see clearly now jd jingle iklan, tp wkt itu ga tw judulnya..
BalasHapusDr sini jadi tw..
Ada beberapa lagu yg saya jg kdg msh suka dengerin meskipun lagu lama yaitu wind of change krn berasa humanis bgt & wavin flag yg upbeat bikin semangat :)
Nice post!