Selasa, 30 November 2021

Started Because...


“Suka Membaca?”

Walaupun sudah terlalu sering mendengar pertanyaan di atas, saya tidak pernah merasa bosan untuk menjawabnya. Pertanyaan dengan dua kata tersebut, dengan sangat antusias akan saya jawab secara panjang lebar.  Tanpa menghiraukan, apakah sang penanya benar-benar tertarik dengan alasan saya gemar membaca atau sekedar mengisi percakapan. Jadi begini…

Ya ! Saya sungguh sangat suka membaca. Bahkan sebelum masuk SD. Masih segar diingatan. Saat itu, sebelum berangkat kerja, biasanya ayah kami membaca koran terlebih dahulu. Melihat hal tersebut,  sayapun segera duduk di sebelahnya. Bersiap mendengarkan beliau membaca beberapa artikel di harian pagi langganan kami tersebut atau saya menunjuk satu berita untuk dibacakan.

Mengingat kami mempunyai kegemaran yang sama, yaitu sepak bola ( ini juga jawaban atas pertanyaan bagaimana saya sampai ‘keracunan’ sepak bola ). Maka, artikel itulah yang sering kali saya minta ayah  bacakan untuk saya.  Saat beliau membaca, saya asik mendengarkan sambil  bola mata saya bolak-balik melirik artikel yang beliau baca tersebut. Intonasi dan cara ayah membacanya membuat Tuty kecil ingin segara bisa membaca juga.

Entah bagaimana. Begitu kuat dorongan saya untuk bisa membaca. Otak kanak-kanak saya  cepat  menghafalkan apa yang beliau bacakan dengan karakter-karakter (huruf) tertentu . Cara beliau membaca kata-perkata dengan intonasi yang menarik,  sungguh membantu saya belajar membaca dalam waktu cukup singkat. Dengan cara saya sendiri.

Jadi, ketika masuk SD ( saya tidak tertarik masuk TK ), sudah cukup lancar membaca. Walaupun baru faham, bahwa karakter-karakter yang saya hafalkan tersebut disebut alphabeth. Nah,  Kesukaan saya terhadap membaca tersebut, berpengaruh dengan kemampuan motorik halus saya, dalam hal ini : menulis dengan baik. Di tahun pertama SD, pelajaran menulis tidak terlalu menarik untuk saya.  Untungnya, saya cepat menyadari bahwa yang namanya sekolah itu tidak hanya berisi pelajaran membaca. Walaupun sampai, lulus SD. Semua wali kelas memberikan pesan yang sama. Perbaiki tulisan !!

 

“Suka Menulis?”

Jika dikaitkan dengan konteks  menulis -yang  membuat orang lain kesulitan membaca tulisan saya,  ingin rasanya memjawabnya dengan pertanyaan seperti, bisakah pertanyaannya diganti?  Namun, jika tulisan di kaitkan dengan contain. Saya pasti akan menjawab bahwa saya suka. Walaupun dengan kemampuan menulis yang sangat terbatas. Pun sampai saat ini.

Jadi, saya berterimakasih kepada teknologi, seperti komputer maupun HP. Mereka ‘menyelamatkan’ saya dari effort keras menulis tangan. Saya juga sangat berterimakasih kepada beberapa guru SMA saya, yang kerap memberi appreciate atas isi tulisan saya. Seorang diantaranya bahkan menganjurkan saya kuliah di  bidang penulisan seperti jurnalistik. Katanya, saya mempunyai bakat menjadi penulis (padahal saat itu ingin jadi ahli botani ). Walaupun seperti tak menghiraukan saran tersebut, sesungguhnya sejak itu saya rajin menulis. Namun untuk dibaca sendiri.

Sampai suatu hari saya masuk komunitas BPJ. Semula saya pikir ‘hanya’ sebatas komunitas penyuka jalan-jalan. Bersyukur saya masuk ke RT 7 yang ( kala itu ) sangat aktif. Admin dan warganya, sangat mengapreasi bakat dan kemampuan anggotanya. BPJpun memberi ruang untuk keminatan-keminatan tertentu, sehingga selain WAG RT ada jga WAG Klub keminatan/hobby. So Meaningfull !!

Kalau sebelumnya, saya menulis untuk konsumsi pribadi. Sejak masuk RT tersebut, saya kerap sharing tulisan berbentuk puisi. Termasuk duet menulis puisi dengan teman sewarga yang sempat dibawakan pada peringatan HUT BPJ. Apalagi setelah masuk Klub Kubbu. Saya belajar banyak tentang hiruk pikuk dunia penulisan juga buku. Selain menulis puisi, saya juga belajar menulis non puisi, walaupun masih sebatas mengikut kegiatan “Arisan Kubbu.”   Many thanks. At All !!

Ya, salah satu genre penulisan favorit saya adalah menulis puisi. Bahkan untuk satu puisi, saya bisa menghabiskan waktu untuk membaca 5 atau lebih buku terlebih dahulu. Tak jarang, ditambah lagi dengan membaca dengan beberapa artikel / jurnal. Walaupun buku/artikel/jurnal yang dibaca tersebut not related dengan isi tulisan saya. Sebagian diantaranya, merupakan catatan khusus dari case-case yang sedang / sudah saya tangani.

Termasuk  untuk caption posting-an di Instagram. Yang pertama disiapkan adalah sang caption itu sendiri. Sebagai 'hasil'  membaca beberapa bab dari beberapa buku. Picture justru pilihan berikutnya. 

Lalu, adakah alasan lain sehingga menulis puisi begitu menarik untuk saya? Karena jawabannya akan kembali panjang kali lebar -jika ada yang penasaran- . Nanti saja saya ceritakan. Tersendiri.

 

“Lebih Suka Menulis atau Membaca?”

Ternyata. Maksudnya, biasanya. Walaupun saya sudah cerita ‘berjilid-jilid’ yang intinya seperti diatas. Namun tetap saja, ada yang penasaran. Meminta saya, menjawab mana yang lebih disuka. Ya sudahlah. Saya akan menjawabnya secara normatif.  Bahwa saya makin suka membaca karena saya sangat suka menulis. Bahwa saya jadi sangat suka menulis karena saya sangat suka membaca.

 

Masih ada, pertanyaan selanjutnya? 


1 komentar:

  1. Beda sama saya, mba..
    Saya bisa dibilang suka semua bacaan, tapi ga suka berita olahraga..hehe..
    Kalo olahraga sukanya nonton atau langsung aja main..

    BalasHapus