Minggu, 26 September 2021

My Live _ New Balancing

 

Saya takut dengan kesuksesan. Meraih kesuksesan berarti selesai dengan urusan di bumi, seperti laba-laba jantan yang dibunuh oleh betinanya setelah ia berhasil mengawininya. Saya menyukai kondisi penyesuaian yang terus menerus, dengan sasaran di depan bukan di belakang.

By George Bernard shaw

 

Kita, sering kali dihadapkan pada pertaanyaan; baik oleh diri sendiri atau orang lain. Apa sih tujuan hidup kita? Kemudian, pertanyaan berikutnya adalah, apa usaha kita untuk mencapai tujuan? Bagaimana perencanaan sasaran jangka pendek, antara, menengah atau sasaran jangka panjang? Seperti apa persiapannya? Lalu, sudah sejauh mana progress tujuan kita tersebut? Apakah sudah dipikirkan jika ada kendala dalam pencapaianya? Adakah sudah dipikirkan juga  sasaran alternatif mencapai tujuan ? dst. dst…..

Jika pertanyaan – pertanyaan tersebut, tidak dapat dijawab dengan jelas atau dengan jawaban yang  terkesan tidak siap bahkan tidak punya jawaban, maka tak ayal, kita cenderung terpojok. Merasa tidak nyaman. Tidak sedikit yang merasa, tanpa detail tujuan hidup, maka hidup kita selanjutnya akan sia – sia. Haruskah seperti itu?

 

Mengendalikan Bukan Dikendalikan Tujuan Hidup

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membenarkan atau tidak membenarkan mereka yang mempunyai cara tersendiri dalam mengendalikan tujuan hidup. Namun mari kita memahami bahwa ada sebagian kita yang mempunyai cara ‘tidak biasa’ dalam menentukan tujuan hidup.

Bahwa, menetapkan setiap langkah sasaran untuk mencapai tujuan adalah hal baik. Namun jika pencapaiannya justru membuat kita merasa lelah bahkan stress berkepanjangan karena terlalu focus pada satu tujuan yang kita tetapkan, hingga melupakan hal – hal lain dalam keseharian. Bukankah hidup itu punya dinamikanya? Bukankah kegagalan satu sasaran, bukan berarti tertutupnya pintu keberhasilan secara keseluruhan? Bukankah hal tersebut membuka kesempatan kita menelaah lagi sasaran yang telah ditetapan sebelumnya?

 

Hidup adalah proses menjadi, Suatu kombinasi dari situasi yang harus kita lalui. Dimana orang gagal karena mereka berharap dapat memilih suatu situasi tertentu dan terus begitu. Ini sama saja dengan kematian.

By Anais Nin

 

Ketika kita menetapkan suatu tujuan ( untuk berbegai hal ), tidak jarang kita terlalu asik menyusun langkah-langkah keberhasilan. Atau menganggap kendala itu adalah ‘musuh’. Padahal sering kali dengan adanya kendala, kita justru mendapat ide baru. Bahkan jika diperlukan kita mengoreksi dengan sasaran baru yang justru lebih tepat. Dalam situasi ini, kita bukannya : kalah! Tapi kita menuju kemenangan dengan cara lain ( tentunya dalam konteks positif ).

Jadi, tidak selalu ‘kegagalan’ identik dengan ‘kesalahan’ menetapkan sasaran / tujuan. Bisa jadi dalam pelaksanaannya memang diperlukan revisi, dengan akhir yang mungkin berbeda. Kita sampai di keseimbangan baru antara rencana mencapai tujuan dengan tercapainya tujuan itu sendiri.

 

Ingatlah bahwa situasi hidup kita adalah akibat alami dari sasaran yang kita buat atau yang terus kita buat. Jika kita (mesti) mengubah suatu sasaran, kita harus mengubah pilihan (langkah) kita.

By Ric Giardina. Terj bebas.

 

SMART atau Smart ?

Dalam berbagai literatur, sasaran dipahami sebagai bagian untuk mencapai tujuan. Sedangkan tujuan itu sendiri diatur oleh sasaran. Bagaimana dengan anda sendiri?

Untuk ketepatan sasaran, kita diminta untuk SMART. Yaitu Spesifik, Measurable  (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Result Oriented (berorientasi pada hasil) serta Time Based ( berbasis pada waktu ). Ini kaidah yang umum kita tahu dengan segala penjelasannya.

Namun masih ada hal smart lainnya, agar tujuan yang telah ditetapkan tidak menjadikan kita kehilangan sisi humanisnya, yaitu sejatinya penetapan tujuan adalah suatu reward yang membahagiakan diri kita.

Agar kita mencapai SMART dengan smart, maka pastikan bahwa dari mulai menyusun sasaran dengan rasa bahagia, tujuan yang kita tetapkan adalah sesuatu yang menjadi minat kita. Sesekali, ada baiknya kita tidak selalu ketat menetapkan langkah atau sasaran. Biarkan diri kita berkembang dengan lebih menyerap kebaikan-kebaikan di kiri kanan kita.

in frame : Krisna

Kemudian, jika dalam perjalanan waktu mencapai tujuan kita membuat keputusan yang keliru ( sepanjang tidak ada norma atau hukum yang dilanggar ), tidak mengapa jika kita mesti mengambil jalan yang memutar atau mempertimbangkan saran orang lain untuk merevisi sasaran kita. Karena kita tidak sempurna, biarkan pengalaman hidup terus menyempurnakan perjalanan hidup kita.

Ingatlah, bukan tidak ada namun kesempatan sering datang tetapi terkadang secara diam-diam dan tidak kita indahkan. Terlambat kita sdari dan menyesalinya dikemudian hari

 

Menjadi smart berikutnya adalah, walaupun secara tertulis kita sudah memastikan segala aspek, jika ada ide tidak terduga, jangan langsung kita anggap akan merusak rencana matang kita. Mungkin saja ide baru tersebut sebagai alternatif yang dapat membantu kita. Atau ide tersebut dapat kita gunakan untuk tujuan yang diperlukan pada kegiatan lain / berikutnya. Siapa tahu?


Satu hal lagi agar kita tetap smart adalah, jangan rendah diri jika tujuan yang kita tetapkan terkesan sederhana atau tidak istimewa. Begitupun jika kita punya keterbatasan-keterbatasan dalam membuat sasaran Namun ini adalah challenge untuk kita, memperkaya kehidupan dengan memperluas wawasan / pengetahuan dan pengalaman ( pun dari orang lain ).

 

 

24 komentar:

  1. Aku sependapat juga dgn mba Tuti.. Menentukan tujuan alias tahu apa yg kita mau itu penting, tapi kalau terlalu bernafsu bahkan tanpa diselingi 'jeda', biasanya malah jadi ngga dapet2 apa yg diinginkan..hehe..

    Nice sharing as always :)

    BalasHapus
  2. setelah bertahun-tahun, jalan tanpa tujuan yang pasti. akhirnya sekarang bisa dapetin juga apa tujuan kedepan. Hahaha... hidup ini emang penuh misteri yah, diumur segini baru bisa tau apa yang jadi tujuan hidupnya.

    BalasHapus
  3. Ahh terhibur banget baca tulisan teh tuty. Jujur aku tipikal orang yang masih bingung sama tujuan hidup. Kalau teh Tuty inget dulu pas kita ketemu, teh Tuty aja bilang aku msh belum jelas arah tujuannya. Sampe sekarang masih begitu. Awalnya pusing tapi lama2 aku enjoy jalanin hidup begini. Sesekali punya tujuan sederhana yang mungkin bagi orang biasa aja. Baca tulisan teh Tuty jadi bikin aku yakin kalau cara hidupku ini enggak salah, karena masing2 orang punya tujuannya masing2. Makasih teh buat pencerahannya.

    BalasHapus
  4. Tulisannya benar benar memberi insight, kita memang terkadang cukup smart tapi tidak benar benar SMART, Terima Kasih banyak Mba, untuk tulisan yang sangat manrik ini

    BalasHapus
  5. Aku pun juga begitu, punya tujuan dan uda mikirin step by stepnya gimana. Kalopun di pertengahan jalan gagal dan gak sesuai rencana, aku gak mau ngoyo. Aku mau menikmati hidup...dan bagi saya, menjadi biasa² saja asal tidak merugikan siapapun jg boleh² aja koq..yang penting kalo udah siap, susun lg planningnya dan take action untuk wujudin setiap mimpi atw goal yg dituju..

    BalasHapus
  6. Kadang kalo saya gagal, saya suka terlarut dalam kegagalan. Tapi semakin ke sini, saya sadar kalo tujuan gak tercapai ya nikmatin aja. Kadang kita sudah berencana tapi tetep aja Tuhan yang menentukana hehe.

    BalasHapus
  7. Sebenarnya aku sudah mulai mengenal apa itu tujuan semenjak beranjak remaja, tapi hanya sebatas tujuan jangka pendek. Masuk ke usia awal 20, justru sempat bingung sendiri "tujuan" sebenarnya dlm hidup itu apa, bahkan beberapa tahun kemudian masih bingung dan semakin bingung dengan tujuan hidup. Tapi semakin bertambah usia dan tanggung jawab, tujuan terasa semakin jelas, teh. Dan untuk mencapai tujuan itu, tentunya ga mudah. Tetap berusaha dan tawakal intinya yaa.

    BalasHapus
  8. Kok aku agak "ketampar" ya dengan artikel ini haha... Teh, aku tu kadang masih suka berubah loh Teh tujuannya. Tapi, ada tujuan utama sih, nah itu gak bisa diubah. Yang lebih sering berubah tu tujuan-tujuan yang bisa dibilang kecil tapi berpengaruh besar. Contoh, apa harus stay di Jakarta atau pulang ke kampung halaman di sana~ hmm

    BalasHapus
  9. Untuk bisa menerima ide baru secepat yang mba Tuty sarankan di "smart", agak sulit. Saya termasuk yang detail oriented. Jadi kalau ada ide baru, rada panjang mikirnya. Mikirin efek2 detail ke belakangnya. Ini positif dan negatif. Positifnya, ya bisa berpikir lebih jauh. Negatifnya, ya jadi terkesan susah menerima ide baru

    BalasHapus
  10. Dulu kalau ngomongin tujuan² hidup itu sesuatu yang sangat besar. Tapi akhirnya sadar kalau itu semua sebuah proses yang terus dijalani. Jika tujuan tercapai, pasti kedepannya ada proses lain yang akan dijalani secara bertahap sampai pada batasan waktu tertentu. Jangan lupa untuk menikmati setiap perjalanan menuju tujuan tersebut

    BalasHapus
  11. Tulisannya bagus. Inspiring dan aku bisa coba terapin ke diriku yang sedang mewujudkan mimpi sederhana. Semoga bisa segera terwujud.

    BalasHapus
  12. Bener2 relate teh sama yang aku alami saat ini, ngerasa kalo kegagalan selalu jadi hal salah yang kita lakukan padahal sebenrnya kita sedang menuju kemenangan yang ditunggu yaa meskipun gak selalu sesuai sama ekspektasi kita

    BalasHapus
  13. ini catetan banget buat aku, sering banget aku bikin target yang super duper ambisius tapi merasa lelah sendiri atau jadi minder. bahkan ga bisa ngelakuinnya dengan maksimal. kuncinya ada di sini ya mba, aku bener2 harus nerapin SMART ini

    BalasHapus
  14. Ternyata penting menentukan tujuan. Kirain hidup mengikuti arus,asal tau milih saat jalan bercabang udah paling aman.

    BalasHapus
  15. Kadang aku tuh suka underestimate diriri sendiri gitu sama target atau tujuan yg aku buat. Padahal baru dilakukan upaya untuk bisa mencapainya.

    Memang dasar diri ini maunya yg instan. Kadang suka gak percaya sama yang namanya proses. Metode SMART ini bisa banget ya bantu kita mencapai tujuan yg mau kita raih

    BalasHapus
  16. Sebuah reminder perihal SMART yang smart, senangnya diingatkan di sini. Terima kasih,Teh
    Apalagi di bagian kesempatan sering datang tetapi terkadang secara diam-diam dan tidak kita indahkan. Terlambat kita sadari dan menyesalinya di kemudian hari. Hiks, aku banget ini.

    BalasHapus
  17. Sebagai orang yang visioner, menentukan tujuan dalam hidup sebagai kewajiban. Bahkan, sebelum mulai tahun baru sudah ancang2 dan menulis hal-hal yang ingin diterapkan.

    Tahun kemarin udah dengar konsep SMART ini tapi belum mulai diterapkan, mungkin bisa mulai diterapkan nih buat tahun depan hehe.

    BalasHapus
  18. Dalam sekali pemaknaan juga pemahamannya kak��⭐ salut!��
    Saya sendiri memahami isi dari tulisan kakak tentang tujuan hidup adalah tentang keseimbangan. Ya, keseimbangan itu sendiri justru merupakan sebuah hal vital demi terjalinnya harmonisasi, apakah benar seperti itu kak..
    Kita pun sebaiknya jeli menelaah kendala yang hadir dengan mampu memproses problem solving dengan logika pun kreativitas..
    Lalu, fleksibiltas juga perlu dan penting ya kak. Suka sekali dengan smart dan SMARTnya..
    Ada tentang guts, feeling, insting dan mendengarkan intuisi juga ya kak..wah lengkap, keren dan luar biasanya.
    Tulisan kakak sungguh berisi dan bernas sekali kak..love it so so much, thanks a lot for sharing it����⭐��������

    BalasHapus
  19. aku baru tau nih sistem SMART ini, biar bisa jadi guideline target2 hidup juga ya. Setuju banget harus bisa adaptif ya sama kondisi yang terjadi di lapangan jangan sampe malah terseok-seok, sisi humanis untuk personal kita nya juga jangan lupa, dan jangan merasa rendah diri, kadang pikiran rendah diri yaa yang bisa bikin kita down dan gagal

    BalasHapus
  20. Aku kadang suka menentukan mau ini dan itu, seperti halnya di awal tahun. Tapi pada kenyataannya kadang nggak sesuai rencana, ya dijalani aja karena nggak pernah tahu apa yang terjadi di tengah perjalanan menuju tujuan tersebut

    BalasHapus
  21. Wah aku terdampar dengan tulisan ini. Aku kadang suka terlalu fokus dengan tujuan, sampai kadang suka merasa abai dengan prosesnya. Padahal kan serunya di proses itu ya. Dan benar banget, akan menjadi suatu pertanyaan " Setelah kita sampai di tujuan, kita mau apa"

    BalasHapus
  22. Wow, tulisannya menampar sekali. Terutama yang SMART atau smart. Hmmm. Luar biasa sekali, ini memberikan pengingat tentang seberapapun pencapaian kita, kita tetap harus bersyukur dan tak boleh membandingkan dengan pencapaian orang lain. Jika membandingkan, otomatis kita akan merasa rendah diri dan kehilangan motivasi untuk mengambil langkah selanjutnya.

    BalasHapus
  23. Dulu pernah baca juga kalo bikin tujuan tuh ada konsepnya. Ternyata namanya SMART. Dari situ untuk mengolah tujuan jangka pendek, menengah, atau panjang jadi jelas. Jadi bukan yang ngawang2. Jujur masih ada sih beberapa tujuan aku yang masih ngawang2. Tapi beberapa tujuan sudah dibikin sedetail mungkin. Jadi untuk mencapainya sudah gak ngawang2 lagi. Terima kasih kka tuty artikelnya kereen

    BalasHapus
  24. Keras keras boleh, tapi jangan terlalu keras pada diri sendiri. Kira-kira itu yang aku tangkap dari tulisan Teh Tuti. Nggak melulu fokus ke tujuan kemudian kecewa, alih-alih larut terlalu dalam pada kekecewaan, kita bisa melihat sekeliling kemudian bersyukur dan bahagia. Makasih Teh, tulisannya bagus sekali ��

    BalasHapus