Sabtu, 14 Desember 2019
Genesis's
Jumat, 15 November 2019
CERUK
Silent Hero
Tak akan berkhianat,
Namun Martha ....
menyerang kita habis-habisan
Oh Martha ...
Nusa Laut pada 16 Oktober 1817
Martha ... Martha
Saat mereka dengan puas hati mengeksekusi mati Paulus di hadapanmu ....
Martha,
Bagaimana mungkin
Saat Kapal Eversten membawa tawanan termasuk dirimu untuk kerja paksa ke Tanah Jawa
Katakan padaku, Martha
Mengapa kau memilih mogok makan dan tak mau sedikit pun kompromi terhadap mereka?
Luka hatiku melihat merapuhnya ragamu
Sampai di akhir hayat
Martha, 2 Januari 1818
Kau meninggalkan semua dengan kemenangan sejati
Berjuang pantang menyerah sampai di ujung napas
Nusa Laut Island, 04 January 1800 - Banda Sea, 02 January 1818.
National Heroine of Indonesia.
Kamis, 31 Oktober 2019
Enclosure
Rabu, 23 Oktober 2019
Done
Titik
Baduy Morning Story
About us..
Forgiveness
Piece
Five
Siangmu Ayah
Pagi untuk Ibu
Reflected
Andai tuntutan meniadakan tuntunan Adakah kesetaraan diantara kesadaran
Bila perlawanan mencederai kepatutan Berartikah simpang susun pembelaan
Mungkin persamaan berjentik perbedaan Masihkan kebebasan tanpa pembatasan
Jika perdebatan membekap penaralan Jentera kebenaran rentankah kerapuhan
Kala pertentangan berdalih kesenjangan Kemudi pemikiran layakkah disingkirkan
Saat kemaslahatan ditandu pewartaan Sudahkan kekisruhan dipertimbangkan
Hasutnya keinginan keruh dipertinggikan Haruskah cermin nurani digandakan
Didn't you?
Tetiba senyap
Sekarat sepersekian detik
Mata khianat
Lupa kehidupan redup
Tiada waktu berbalik
Siapa ingat
Bungkam terendap
Di ambang retak
Pintas laknat
Sorot menyusup
Katakan saja, tidak
Dingin menggigit
Jumat, 18 Oktober 2019
Five Minutes too Late
Terpaku mata di bentang hening
Mengerling hangat fajar menjelang
Bilakah terasing?
Kidung pagi menikung pikiran
Pada lengkung di ujung dahan
Dimanakah angin?
Rona langit riuh menggeliat
Awan berpendar tipis berkelit
Inikah isyarat?
Jika bayangan terbentur mangkir
Busur sinar tersita tanpa kabar
Dimulaikah berakhir?
Reflected on
Andai tuntutan meniadakan tuntunan
Adakah kesetaraan diantara kesadaran
Bila perlawanan mencederai kepatutan Berartikah simpang susun pembelaan
Mungkin persamaan berjentik perbedaan Masihkan kebebasan tanpa pembatasan
Jika perdebatan membekap penaralan
Jentera kebenaran rentankah kerapuhan
Kala pertentangan berdalih kesenjangan Kemudi pemikiran layakkah disingkirkan
Saat kemaslahatan ditandu pewartaan Sudahkan kekisruhan dipertimbangkan
Hasutnya keinginan keruh dipertinggikan Haruskah cermin nurani digandakan
Selasa, 10 September 2019
The Day
Senin, 12 Agustus 2019
Excused
Pun di tirai akhir
Khilaf pekat keheningan
Terlanjur Naif
Jerat kesenyapan
Liat tersihir
Masif sesak tertiriskan
Menggeletar
Maaf bukan khilaf
Tapi naif masif
Sabtu, 03 Agustus 2019
FAIR PLAY
Sempurnakan tanpa mencari celah pelanggaran
Seperti itu hakekatnya bukan di atas meja pertaruhan
Serampangkanlah dengan counter attack nan brilian
Sejatinya sang juara patutkah disematkan?
Setelah pertandingan mari bertukar senyuman
Beberapa istilah dalam olah raga sepak bola
1. Diving: pemain yang sengaja menjatuhkan diri, seolah-olah dilanggar oleh pemain lawan dengan harapan mendapat hadiah tendangan pinalti.
2. Blunder: kesalahan serius atau memalukan yang dilakukan pemain karena kebodohan, kelalaian atau kecerobohan yang dapat berakibat fatal terhadap team.
3. Injury Time: penambahan waktu pertandingan selama beberapa menit oleh wasit karena jalannya pertandingan sempat terhenti karena ada pelanggaran, pemain cedera, dsb.
4. Offside: pemain penyerang berada pada posisi lebih dekat ke gawang lawan daripada pemain bertahan lawan sebelum bola diumpan oleh teman satu teamnya.
5. Counter Attack: serangan balik.
6. Hands Ball:pelanggaran yang dilakukan oleh pemain (selain kipper) yang menyentuh bola dengan tangan.
7. Anulir: gol yang dibatalkan karena berbagai alasan teknis
8. Kick Off: awal dimulainya pertandingan sepak bola
Jumat, 02 Agustus 2019
MENTION
Sabtu, 13 Juli 2019
HANDS BALL (II)
Geliat muara nista
Merah mata
Hitam jiwa
Ranum getah noda
Cuka sukma
Karat raga
Cerai tirai lentera
Purna rasa
Purwa nestapa
Ampas loba asa
Larut fana
Larung nyata
Akhir tuna aksara
Amuk dera
Tiada tara
Rabu, 10 Juli 2019
Never Ever Forever
Apa hendak dikata
Jerami lapuk kriput
Jemari kisut kesat
Pergilah!
Menoleh nafas disela
Perigi mulai kering
Peragi asam kening
Sanggupkah?
Mata bersalut hampa
Rentak kian nyeri
Rantak kelu sendiri
Pulanglah!
Busur waktu terjangka
Rapuh ikat jangkar
Resah ruam ingkar
Mampukah?
Dimana sauh kejora
Lelah ambang kelu
Lerai bait waktu
Usai sudah!
Rabu, 03 Juli 2019
Within Concerned
Jangan mendekat
Seberapa terjauhku
Tidak berjarak
Kamu tahu?
Jangan merajuk
Tersembunyinya aku
Tiada tersekat
Kamu sudah tahu?!
Jangan terbersit
Rancu perilaku
Tanpa tertebak
Kamu harus tahu!
Jangan terjebak
Alur sewaktu
Tak akan terkelit
Kamu sudah harus tahu!!
Minggu, 16 Juni 2019
To : days
Ikhtiar adalah tarikan nafas bersyukur
Dan lelah bukan pengakhir realita hidup
Sesaat jeda adalah penguat ikrar
Bahwa asa tak akan ditandaskan redup
Jika kemarin pahit di dada bergulir
Semoga kini senyum yang menangkup
Bertatahkan hujan aku tetap tegar
Berbalur polusi aku pantang meratap
Dan aku menikmati takdir
Dengan denyut pantang menyerah nan terus berdegup
Willingly
Aku tak mencari tahu
Tentang hadirnya menyengat rasa
Jangan jawab apapun
Biarlah tabir terbuka di saatnya
Aku sempat bertabur rindu
Seperti angin yang mengalirkan asa
Bukan sekedar mencipta angan
Tapi kisi kian menampil apa adanya
Aku tak serta merta menuntas galau
Pastinya aku pemantik bahagia
Jikapun di atas rawa kenangan
Karena hidup tak mudah di duga
Dan aku tak harus meragu
Tapi bukan untuk pemintas sia-sia
Bagaimana kelak tak berbatas harapan
Saatnya aku menyambut jagat raya
Ten Years
Meniadakan ada
Mengadakan tiada
Tiada seada adanya
Ada setiada tiadanya
Tiadanya seadanya
Adanya setiadanya
Setiadanya diadanya
Seadanya ditiadanya
Ditiadanya ada
Diadanya tiada
Tiada adanya
Ada tiadanya
Tiada
Ada
Rabu, 22 Mei 2019
Fixed
Sungguh tak mungkin
Dihambat atau berkelit
Namun lalai bersiap
Mustahil ditangguhkan
Disingkat atau menyempit
Mungkir kerap menyergap
Sebab tanpa penawaran
Mengelak atau mengumpat
Tertutup asa menyelinap
Inilah kepastian
Tercatat dengan tepat
Hanya di waktu Nya
Cant Delayed
Bilakah kubiarkan mentari pergi
Pada langit yang tak hendak lamur
Bisakah siang menunda sore tiba
Sekali saja
Katakan pada malam yang bersiap diri
Jangan tergesa hadir
Tapi senandung senja mengoda mentari
Saat cakrawala tersipu ditisik kias pijar
Tandaskan putih menikung jingga
Sekali lagi
Bisikkan kepada gemintang berseri
Jangan dulu kenduri sinar digelar
Kalau bulan tak sanggup ingkar janji
Atau rona senja enggan menghindar
Kau tahu samudra saksi setia cita kita?
Sekali sudah
Kamis, 25 April 2019
The Fact
Di paruh senja
Senja bukan usia
Kilah senja waktu
Di antara kita
Kita lupa kata
Alibi kita dulu
Di tepi mata
Mata tanpa suara
Celah mata bisu
Di bilah sukma
Kaku tiada aksara
Hingga diam, beku?
Sabtu, 20 April 2019
Unknowingly
Diammu
Diam-diam
Diam
Terdiam
Diam
Terpendiam
Diam mendiamkan diam
Diammu
Diam
Diam
Berdiam
Diam
Terdiamkan
Diam di kediaman terdiam
Sabtu, 06 April 2019
Dunia Aku
Diantara mereka
Aku, ada ?
Benar, bukan tentang jarak
Ditengah mereka
Aku, apa ? .
Bersama mereka
Aku, siapa?
Bukan, benar bagaimana kelak
Tiada mereka tanpa aku
Tiadakan aku ... mereka
Rabu, 03 April 2019
Masih
Aku menyusur samar senja
Di sisa pijar matahari
Menapak yakin diri
Menjejak harapan
Pada waktu tak berjendela
Aku melangkah pasti
Apapun yang akan terjadi
Aku pantang menepis angan
Badai pasir bukan perintang asa
Riak ombak mafhum menyadari
Tekadku terlanjur membujur tinggi
Walau sang surya senyap di peraduan
Cakrawala sempurnakan rona
Menyelinap teduh di sanubari
Menuang semangat kuatkan hati
Demi aku menapaki kejayaan
Selasa, 26 Maret 2019
EXTRA TIME (II)
Komat kamit berparut morat marit
Muara murung menyerbuk murka
Sesaat senyap, siap siaga
Kejang mata adalah dinamit
Butuh waktu
Bukan tak berhati
Hilir mudik bersekat hiruk pikuk
Marak mantra menyeduh marah
Sumpah serapah, serba salah
Demam otak serupa hulu ledak
Beban waktu
Bukan tanpa hati
Luluh lantak berkabut simpang siur
Masif meraga mengulik mati
Sedu sedan, sempurna sendiri
Nyeri kecewa berbuih sangar
Batas waktu
Bukan tak pakai hati
Kacau balau berkecut antah berantah
Mangkir merasa malu meraja
Sendawakan sangsi, sejumput sisa
Jerat muram meracik keluh kesah
Badai waktu
Bukan tak punya hati
Cikal bakal bergelut ujung pangkal
Menawar mangkrak, marfhum musnah
Sudahi sudah ... sudah sudahlah
Halang rintang luput mustahil
Bebaskan waktu
Bukan tak hati-hati
Minggu, 17 Maret 2019
Depth In
Aku menemukan satu nama di rak pembekuan
Berlumur pekat creamer terbeku
Kepalsuan mengelupaskan jejak rasa
Satu-satunya aroma yang telah mengelabui mata
Aku menemukan satu nama di tungku perapian
Berkabut dari umpatan raut berdebu
Kesemuan menyekat arena berkata
Satu-satunya alasan yang tepat menjerat telinga
Aku menemukan satu nama di rak rongsokkan
Berdalih khilaf mata sang waktu
Kesesatan yang menggetar murka
Satu-satunya aksioma yang pernah mengikat raga
Aku menemukan satu nama di kabinet kenaifan
Berlutut menyesali hari yang berlalu
Keraguan yang membius niscaya
Satu-satunya ambigu yang sempat memukau jiwa
Jumat, 08 Maret 2019
Siang itu
Mungkin cakrawala tak sempat menikmati hari Tapi tak pernah mangkir menyempatkan diri Menyambut kita yang mudah berjanji
Tapi menjangkar alasan bertulang alibi
Mungkin rimba raya sengaja tak terkunci
Agar kita mencatatkan kaki tanpa sia-sia Membiarkan cahaya menyusup mata hati
Agar tegar beranjak dari susur gelap gulita
Mungkin stalagtit & stalagnit terpilih membisu Berharap jagat pikir kita merekam kearifan semesta
Meresapi pengorbanan bumi tanpa ragu Berharap tak meninggalkan jejak penikmat semata
Mungkin ranting telah melupakan perih dipatahkan Atau goa menahan gundah ditundukkan Memaklumi rupa ulah yang kita banggakan Atau alam menunda waktu kemurkaan?
Minggu, 03 Maret 2019
Extra Time (I)
Gemeretak menyergap mesiu kebencian
Erupsi umpatan yang menciutkan jidat
Siapa sudi terpasak di tiang pancung tersimpangkan?
Gelegar mantera bergentayangan
Pengecut?
Rentak meregang pusaran laknat
Rentan menerjang keranda khianat
Rentas menerkam pusara menggeletak!
Penggaduh sindir berseliweran
Penjilat?
Kesakitan tunduk memberangus takut
Kesaktian taktis membungkus hasrat
Kesaksian takluk menghapus hakekat
Kutukan itu dasawarsa kesekian
Parasit?
Belukar sembilu menggurita berpucat
Tergetar menyempal ketidakberdayaan
Membidik kembara serba sesaat
Siapa sedia diseduh kesalahan?
Ekspresi sihir kadung melumatkan
Pecundang?
Sabtu, 02 Februari 2019
Green Tittle_Half-Time
Sehangat mentari menyambut hari
Meredakan sumbu karat geramku
Secepat kilat menyentak bumi
Secerah cakrawala melirik pelangi
Meringankan keras kerak gusarku
Seindah merpati memuliakan janji
Sebening embun melengkapi pagi
Mencairkan legam pekat gundahku
Seakan lara itu tak pernah terjadi
Seteduh anyelir menggelar simfoni
Memudarkan seketika liar kecewaku
Soneta berlanjut siap mengetuk hati
Selasar waktu berbisik, sampai nanti
Memutihnya kabut hitam kenanganku
Sungguh singgahmu frasakanku kembali
Minggu, 27 Januari 2019
Step Two
Terpejam mataku persekian detik
Mengingat masa lalu cukup sejenak
Bukan, bukan untuk karam tertunduk
Terbuka mataku menata asa terbaru
Menatap masa depan menghapus ragu
Tekadku ini bukan torehan sewaktu
Kalaupun aral merintang terbuka
Aku tak akan diam terperdaya
Minggu, 20 Januari 2019
Zona Marking
Tafsir itu tersudahi dengan kau mengkitakan sebagai tidak
Mempercepat siklus hijau ilalang, pucat menguning
Mewakilkan desir pendekatan lewat episode kebetulan
Tercedera janji, mengutuk rindu kala mengumpat dendam
Menyangkal pentas purnama yang piawai kau perankan tanpa berpanggung
Terpukau aku di hamparan savana senyuman
Kini berbalik kata, mutan sindiran melibas salam
Terkirap kiprahku kerap berkibar di gelanggang
Yang mengarsir silang kilap berkilauan
Di tirai mata yang menggelandang geram
Sepersekian lentera kekitaan sempat menikam kikuk
Terkunci noktah semu yang menggunting petang
Mempertanyakan bintang yang pernah kau sematkan
Hingga hadir pelanggi mengurai tirai kelam...
Minggu, 13 Januari 2019
Dept in
Hitam bukan keabadian
Putih bukan impian
Sisihkan detak yang mengerat detik
Jingga bukan harapan
Nila bukan kehilangan
Sisipkan waktu mengikis jarak
Tosca bukan kemenangan
Violet bukan kekalahan
Sulihkan sukma mengulur jejak
Biru bukan akhiran
Hijau bukan awalan
Senyap lentera kini tanpa tersibak
Sliding
Heningkan asa kemarin juga lusa
Tanpa persimpangan kata
Tanpa persinggungan rana
Laras lirik bukan selasar titian
Pada kabut yang meninggalkan
Pada larik yang dituntaskan
Tentang sekerat saat berpalung semu
Bilakah jadi menikam ragu
Bilakah mungkin untuk berlalu
Atau gurat daun pergi menghindar
Tapi palung rasa tepecah pencar
Tapi riung sukma terburai pudar
Sabtu, 12 Januari 2019
C
Tetesnya mengkristal di dada, perih !
Berkabungnya hasrat sejak dimulai
Mungkin yang tidak termungkinkan
Hujat sinis mendakwa sukma, pedih!
Sebab terantuk retakan mahligai
Nyata yang terlarang dinyatakan
Seingin mendekap ragamu
Yang tersiar di lintasan lirik, sedih!
Terendapnya alur rasa mengikis hati
Pasti yang menampik kepastian
Semisal bersikukuh bersamamu
Mengundur diri terkurung tanya, keruh !
Tersadar namun bersandar sekali lagi
Sesal yang tak ingin disesalkan
Sesering doa yang terus tertuju
Warta tertawan di tiap sudut, resah !
Mengelupas alibi tanpa diakhiri
Kenangan yang terus dikenangkan
Setawar waktu nan tak tertawar
Jika Benar....
Jadilah hijau untukku
Biar embun berlama waktu di pucuk
Seperti kita saat ini
Jadilah biru untukku
Agar restu semesta jelas bertajuk
Demi rasa yang telah kita mulai
Jadilah putih untukku
Dengan menggasir tanya yang mendesak
Dan lekat kelam itu akan terurai
Tapi jangan ingatkan kuning padaku
Kecuali ketika sendu merajuk
Teduhkan untukku, disini
Tapi jangan biaskan hitam padaku
Terlalu lama meresapkan sesak
Bantu aku memulihkan hati
Jadilah pelanggi untukku
Jangan biarkan kejora menunda esok
Sungguhkah kau menetap berjanji?
Senin, 07 Januari 2019
Dimensi
Dimensi Langit adalah bentang alam pertaruhan siang Aku Jelajahi dimensi ruangmu tanpa sekat Menjauhi angin yang tak lagi mewartakan dia Membiarkan kabut mengakhiri kenangan Di gelanggang bisu cakrawala siang Kurentangkan sayap yang sempat berkarat Agar luruh terkelupas oleh petir seketika Lalu awan menyamarkan dari pandangan Angkasa bersaksi saat senja menjemput siang Bahwa kesetiaan sejati pantang berkerut Melintasi dimensi waktu berpenat tanda tanya Di ceruk dimensi jarak sematkan lagi harapan