Komat kamit berparut morat marit
Muara murung menyerbuk murka
Sesaat senyap, siap siaga
Kejang mata adalah dinamit
Butuh waktu
Bukan tak berhati
Hilir mudik bersekat hiruk pikuk
Marak mantra menyeduh marah
Sumpah serapah, serba salah
Demam otak serupa hulu ledak
Beban waktu
Bukan tanpa hati
Luluh lantak berkabut simpang siur
Masif meraga mengulik mati
Sedu sedan, sempurna sendiri
Nyeri kecewa berbuih sangar
Batas waktu
Bukan tak pakai hati
Kacau balau berkecut antah berantah
Mangkir merasa malu meraja
Sendawakan sangsi, sejumput sisa
Jerat muram meracik keluh kesah
Badai waktu
Bukan tak punya hati
Cikal bakal bergelut ujung pangkal
Menawar mangkrak, marfhum musnah
Sudahi sudah ... sudah sudahlah
Halang rintang luput mustahil
Bebaskan waktu
Bukan tak hati-hati
aku paling payah dalam menafsirkan puisi, tapi setiap kali baca puisi2nya teh tuty itu aku selalu merasa ya ampun... miskin sekali kosakata ini
BalasHapusSaya tuh kagum dengan tulisan kakak yang jernih dan berkelas...
BalasHapusKak Tuty puisinya bikin merinding, tapi jujur saya orang yang susah memahami puisi harus bolak balik baca baru paham, sepertinya pengen belajar nulis puisi sama Kak Tuty hehe
BalasHapusTerimakasih sudah mampir dan memahami puisi.Next time, ayolah ngobrol2 tentang puisi.
HapusSelalu suka dengan puisi kak Tuty yang multi tafsir. Pembaca dibiarkan untuk mengelola imajinasinya sendiri untuk bisa mengerti. Kosa katanya juga kaya.
BalasHapusWuih ada Kak Moses. Persis Kak, saya memang ingin pembaca menafsirkan secara personal.Terimakasih Kak Moses
BalasHapus"Sendawakan sangsi" mungkin maksudnya jangan peduli dengan sangsi yang akan muncul :)
BalasHapus"Sendawakan sangsi" mungkin maksudnya jangan peduli dengan sangsi yang akan muncul :)
BalasHapusHai Mas Iqbal... akhirnya Mas Iqbal mau juga berinterpretasi di puisi saya. Terimakasih ya
BalasHapusSaya ngga tahu interpretasi saya bener atau ngga..
BalasHapusKalo seandainya isi puisi ini, curhatan asli seseorang, sepertinya dia mungkin perlu coba meditasi..hehe..
Btw, nice poetry..
Eh ada Kak Feby. Puisi ini tentang ketidakmampuan client saya _ profesional mumpuni _ keluar dari problematika kehidupan.
HapusMba Tuty, kasih tips dong gimana sih caranya nulis puisi yang puitis dan ngena sama pembacanya? Hehehe
BalasHapusTips menulis puisi yang puitis? Hehehe puisi saya mah seada adanya. Tapi, yang bisa sampsikan adalah Selama ini saya menulis puisi secara real time, berusaha 'menangkap' hal tersirat dari 'sesi'saya bersama 'client' . Atau apapun yang menjadi inspirasi saya menulis puisi. Ditulis tuntas saat itu juga. Karena kalau ditunda atau 'disempurnakan' jiwa puisi tersebut tidak 'pure' lagi.
HapusAku tuh suka kagum banget sama puisi Teh Tuty, kaya banget dengan kosa kata baru buat aku.
BalasHapusHaturnuhun kak antin
Hapusini sepertinya penggambaran lagi sibuk banget.. g nyampe ini pemahanku, berat n dalem
BalasHapusIya Kak Airin, client saya ini sudah sedemikian putus asa menghadapi masalah -yang menurut sebagian orang, bukan masalah berat - menjadi sangat pemarah, frustasi, merasa gagal dan tak sanggup melanjutkan hidup ....
BalasHapusMeskipun aku ingat Tatan di "kacau balau"
BalasHapus"Berkecut antah berantah"
Langsung melejit maknanya...
Ini maknanya apa kak? Apakah menggambarkan kacau balau yang di hiperboliskan?
Selalu paham makna puisi Kaka dari baca Komen
#sepayahItuAkutu
#sabar
Oh ini tentang kondisi client saya yang merasa semua yang dilakukan sesempurna mungkin kok ujungnya sia-sia. Selalu menimbulkan kekacauan baru yang membuat dia merasa di titik nadir entah 'terlempar' di bagian dunia mana ....
BalasHapusHmmmmm gitu.... Iya iyha iyha kak...nambah nyambung...
HapusTerima Kasih kak
Selalu kagum dengan pemilihan diksi kata dari Mbak....
BalasHapusBikin iri, karena tahu saya belum mampu. Hehe....
Semoga tetap menginspirasi di extra time saya ;)
Mungkin Client Mbak perlu Me Time juga kali tuh. Hehe....
Diam sejenak, merenung. Terkadang, kaki kita harus melangkah ke belakang untuk menyiapkan loncatan ke depan.
Salam sehat selalu untuk kita semua ya Mbak.. Mmuahh.. Love you.
Selalu kagum dengan pemilihan diksi kata dari Mbak....
BalasHapusBikin iri, karena tahu saya belum mampu. Hehe....
Semoga tetap menginspirasi di extra time saya ;)
Mungkin Client Mbak perlu Me Time juga kali tuh. Hehe....
Diam sejenak, merenung. Terkadang, kaki kita harus melangkah ke belakang untuk menyiapkan loncatan ke depan.
Salam sehat selalu untuk kita semua ya Mbak.. Mmuahh.. Love you.
Terimakasih mbak Evi
HapusPuisi tentang extra time. Tentang waktu, saya agak sedikit melenceng dari puisi yang Mbak Tuty tulis, bagi saya waktu harus digunakan sebaik-baiknya dengan hal-hal berguna dan berbuat positif.
BalasHapusClient saya seorang profesional, praktisi dan ilmuwan. Kehidupan professional tersebut coba dia terapkan dalam keseharian. Terarah dan terukur. Ketika terjadi gap yang terus menerus dia putus asa dan nyaris kehilangan jati diri. Dia terlambat menyadari ada hal-hal yang menerlukan ET...
HapusNuhun Mbak Evie. Client saya yang ini memang sungguh istimewa, penuh kejutan yang memprihatinkan. Terimakasih supportnya.
BalasHapusGa ngerti lagi deh mau comment apa, selalu iri liat hasil karya mba Tuti hhe., Ajarin dong mba �� hhe
BalasHapusAkhirnya Extra Time Part 2 muncul. Dan seperti biasanya, paduan diksi dan pemilihan kata benar2 menakjubkan.
BalasHapusAslinya inilah client saya yang paling membutuhkan extra time. Terimakasih sudah berkunjung Bang Taumy
HapusET part III segera menyusul
HapusBaca puisi ini berkali2.. kalo aku nangkapnya seseorang yang kacau waktu hidupnya.. intinya tentang kekacauan..
BalasHapusEntah apakah maksudnya benar.. tapi seperti biasa kak tuty diksinya juara
Iya Kak Leni. Kehidupan pribadinya kacau balau. Beda banget dengan kehidupan professional dia yang terus gemilang. Sampai dia sendiri confuse siapa dia sebenarnya
HapusKadang suka ribet kalau artiin sajak-sajak di puisi. Tapi kamu mah luar biasa ini. Terima kasih untuk postingan ini ya.
BalasHapusTerimakasih Kak Firdaus sudah meluangkan waktu untuk berkunjung ....
HapusBaca puisi mbak Tuti buat saya makin ingin belajar banyak kosakata.
BalasHapusGood job mbak, kosakata mbak kaya sekali.
Boleh saya belajar dari mbak tuti?
Thank you
Hayuk Kak Nia
HapusPuisi Kak Tuty itu selalu penuh dengan diksi yang tak terduga. Disampaikan dengan penuh metafora, hingga kadang harus mikir keras untuk mencari maknanya.. buat aku.. hehehe..
BalasHapusSayapun suka dengan puisibak dewi dengan kosa kata yang tenang dan menghanyutkan
HapusSaya tak pandai menafsirkan puisi, tapi puisi Mbak Tuty seperti Extra Time ini mengandung makna yang dalam sekali..
BalasHapusSelalu suka dan tetap semangat berkarya puisi ya mbak
Kali ini saya butuh beberapa kali mengulang per baitny... Kak tuti kosa katanya ini kata2nya kaya sekali.. ckckckck
BalasHapusUps...masih jauh di bawah kemampuan Bang Eka 'mengoreng' kosa kata yang lezat dan berisi
HapusBebaskan hati. Bukan hati-hati.
BalasHapusBaik kak,
Lah aku balas apa ini kak, lagi ngawuuur. hakhak
HapusBaiklah .....
HapusMbak Tuti nggak.bisa kayanya buat puisi yang biasa2 aja ya. Selalu yang begini, berbeda dan penuh makna. Aku.bacanya emosi bgt g ngerti knpa
BalasHapusAlur pikiran client saya sedang kacau balau. Tapi kemarin lulus s2 dg ipk 4...duh banget kan
HapusPuisinya Mbak Tuty dalem bangettt. Kosakatanya juga kaya banget Mbak, aku mesti baca berulang-ulang untuk bisa paham
BalasHapusNuhun mbak kalena....
Hapusduh, kalau baca puisi Teh Tuty aku speechless. kepengen deh bisa bikin puisi kayak gitu..
BalasHapusAsik dikomentari blogger hitzzz. Nuhun ya Bang
BalasHapusaku cuma bisa memaknai sekilas(krn aku kurang peka dalam hal puisi) ini tentang orang yang bermasalah dengan waktu kah? Tentang manajemen diri dan waktu? Ko kayanya ngena di aku :(
BalasHapusAh keren euy tafsir kak agnes. Ya kak, ini tentang orang yang tak siap menghadapi 'unpredictablre. Ketika hal yang sudah di plotkan waktunya, teta tidak sesuai rencana, awful dan butuh extra time untuk memahami yang terjadi.
BalasHapus