Kamis, 31 Agustus 2017

Moluccas (Never ending story)

Aku kehilangan kata...
Dari indah terindahnya pantai
Karena putih terputihnya awan 

Pada bening terbeningnya laut
Saat biru terbirunya langit 

Demi harum terharumnya bunga
Untuk hijau terhijaunya daun 

Kala hening terheningnya rimba
Atas nama merah termerahnya tanah

Rinduku membentang layar
Menyapamu dari pulau ke pulau 
     Walau diamuk ombak
     Hingga terseret gelombang  dasyat
     Meski terantuk karang menuju karam 

Namun rinduku padamu sulit bertepi
Membawaku kembali padamu..lagi

@thanksGodhadcreatedmoluccasislands D



Jangan Terpanggil

Derai deru ombak
Gemuruh menyentak karang
Pecah merentang serupa tirai
Riuh mengejar tepian pantai
Serasa terpanggil mendekat... 

Jangan..!!
Jangan tergoda rayuan 
gelombang samudera lepas
Yang meliuk eksotis di pusaran arus 
Hasrat jiwa berandai andai... 

Jangan.!!
Jangan menantang dasyatnya alam
Yang menjentik nyali bertaruh nyawa
Cukuplah mata menikmati
Cukuplah hati mensyukuri
Dari sini..di kejauhan

Tetap Disana

Sampai di penghujung
Tanpa penghubung 

Saling bersilang
Tanpa terseling 

Telah tiba saatnya
Saatnya telah tiba


Kita Karena Aku dan Kamu

Cintaku mengalir di merah darahmu
Tapi aku tidak akan menjadikan kamu, aku 

Cintamu meresap di putih tulangku
Tapi kamu tidak akan menjadikan aku, kamu 

Kasihku memupus gundah gulanamu
Walau separuh hatiku lelah mengertikan kamu 

Kasihmu menghapus kegelisahanku
Walau setengah mati kamu memahami aku 

Sayangku memulihkan perih sukmamu
Tanpa pernah aku ungkap sebagai pengorbananku 

Sayangmu meredakan bara dendamku
Tanpa pernah kamu ungkit betapa mendidih otakmu

Izinkan aku...
Mengisi ruang hampa di jiwamu 
 Aku izinkan kamu....
Menghiasi sudut kosong di hatiku

Dalam kita..
Aku hormati siapa kamu
Dalam kita...
Kamu hargai siapa aku 


Selasa, 29 Agustus 2017

Hitam Rindumu

Rindu mengerat dada
Tak mau lepas
Sampai kropos berkarat
Menunggu panggilan ajal 

Rindu menghisap nafas
Sempit menyesakkan
Tanpa perlawanan
Hingga nyawa meregang 

Rindu mecemari darah
Menyebarkan virus gelisah
Biarpun kehilangan nyawa
Rindumu itu sungguh membunuh

Senin, 28 Agustus 2017

So happy

Dunia....lihat aku! 
 
Si laki laki terbahagia 
Bukan demi kata mereka
Atau untuk menuai sanjungan
Bahagianya aku saat kita bersatu 

Kaulah wanita terbahagia
Saat kita memantas bersama
Bukan bagaimana indah di mata
Atau demi pujian massa 

Bahagia itu adalah milik kita
Badai mungkin menyapa
Pasti, sesekali dilarung lara
Lalu tertatih bersama 
Tapi kita tetap bahagia
Bersatu tekad kita melewatinya

Pada kabut kita tautkan kata cinta
Pada embun kita resapi titian asmara
Katakan pada dunia aku dan kamu
itulah bahagia

Triangle

Tatapan menara gading itu sarat logika 
Tertusuk bola matanya disesaki deret angka 
Tandaskan putih kertas beraksara celaka
Pertanda tirai berkabung telah dibuka...    
     Katanya, selamat tinggal nurani! 

Tatapan nanar itu berkalang putus asa
Tak berkedip seolah tanpa bola mata
Telah tertutup pintu dan jendela tanya    
Pedihnya kata kehilangan hak bersuara  
      Katanya, selamat datang tirani! 

Tatapan dua sisi itu risau berpusara        
Terhadang alibi kelabu dibalik digdaya....
Terhentilah langkah kompromi bersama
Penatnya menata nafas tertikung jiwa
     Katanya, selamatkah naluri?
 
Tatapan berbeda arah itu bersudut tiga
Satu tatapan ke atas mematahkan asa
Satu tatapan ke bawah memuntahkan kecewa
Satu tatapan terhimpit diantaranya menyisakan doa
     Tuhan jauhi aku dari aniaya dunia 


Sabtu, 19 Agustus 2017

Thanks at all

Bersama sahabat
Terik mentari terasa teduh                       
Hujan badai seperti menjauh                   
Dan polusi udara berbalik arah 

Tanpa menghambur kata...          
Senyummu luruhkan puncak kepenatan

Tak usah berpanjang cerita...            
Gurauanmu alirkan lembah kegundahan

Walau solusi belum beranak panah
Dukunganmu cairkan lahar masalah

Kita langka bersatu hari
Tapi kita tetap bersatu hati 

Kita jarang bertemu mata
Tapi kita saling bertemu dalam berdoa

Kita sulit mendekat diri
Tapi kita terus mendekat dalam intuisi

Tak pernah kau membela kesalahanku
Atau mempertanyakan kebenaranku 
Atau meragukan ikhtiarku 

Terimakasih tak berseri untukmu ...
sahabat sejatiku

Twist

Di celah tirai kita bertukar bisikan   
Telah tiba saatnya, ini bukan penundaan    
Pertemuan adalah persiapan perpisahan   
Layar waktu akan mengakhiri kebersamaan
    Cukup....jangan dipertanyakan!

Tersenyumlah kepada mentari 
     sebelum beralih senja
Menarilah bersama rembulan 
     tanpa menunggu esok akankah ada 

Jangan mengulik kesempatan berulang! 
Saling bersisian telah terkunci halang rintang

Ingatlah,
Jangan membuka andai
Deru debu dan krikil diantara kita tak kunjung menepi 

Ingatlah,
Karena arah yang bersilangan
Pertemuan kita adalah langkah awal perpisahan

Silent

Semilir angin...
Kabut ...
Ranting tak berdaun... 
Adalah saksi 

Saat ikrar hati ke hati
Satukan janji sejati
Walau tautan terkisi
Sebab kita terbatas hari

Diantara ruang berjarak
Jelajah rasa berjejak 

Tanpa kata
Tanpa suara
Cukup kita berdua 

Sometime, somewhere something special

Kamis, 17 Agustus 2017

Menunggu Bersama

Aku tak sanggup melepas pagi pergi 
Akan kutitip sesaat pada percik mentari
Kuyakin sebelum siang menapak hari
Sejuta senyum sempurnamu menisik hati
    
     Kurindu kau di_sini, di_sisiku 

Aku tak ingin menuntaskan siang
Setelah kusisipi setangkup rasa sayang
Erat tergenggam walau senja menjelang
Ya, sejak saat itu kau menggantang hasratku mabuk kepayang 

     Kuharap kau di_sini, di_sisiku 

Tanpamu, Aku tak mampu menutup malam
Menyeret luka menyumpahi kelam
Jangan punggungi aku saat meratapi suram
Teringat rasa lalu yang berujung karam

     Kutunggu kau di_sini, di_sisiku 

     Kau, Jadilah nyata untukku

Sesendok Blueband pada Adonan Nutrijel selagi Hangat

My dear.....
Ingatkah kau satu tutorial unik :
Nutrijel hangat bersalut blueband
Bagaimana jika kutaburi biji ketumbar?

Jika kau singgung tentang cita rasa, 
Percayalah nomormu akan kublokir.           
walau rinduku padamu riuh terpenjara 

My dear....
Ingatlah saat kita meracik ramuan kasih yang sepertinya mustahil?
justru itulah bumbu perekat yang menyatukan kita 

Dan...
ingatkah kau saat kita mengulur ulur waktu ingin terus bertukar cerita?
Jangan di ingat tentang pulsa dan quota minimalis kita yang terjun bebas 

Tapi ingatlah..
saat itulah kau mengetuk hati dan memenuhi ruang ingatku
Dan aku mendekatkan hati untuk bersandar di ruang ingatmu
Jangan ada left atau kick diantara kita

Jadi biarlah sendok blueband tersangkut dalam adonan hangat nutrijel,
Bukan untuk kita santap kapanpun
Tapi sebagai titik balik saling mengingat

Jangan risaukan ngarai perbedaan yang tak mungkin dipungkiri
Tapi ingatlah komitment kita bersatu itu untuk saling melengkapi 

My Dear...
Ingatlah sesendok blueband pada adonan hangat nutrijel
seperti sepenggal moment unik kisah cinta kita 

@040717specialforjohar_cibubur

Tidak kataku

Kubisiki kabut...
Bawalah dirimu menjauh
sejauh mungkin 

Aku lelah....
menghindar darimu
Namun semilir angin
justru membawamu kembali mendekat...

Tahun kedua

Membekap waktu mencari aku dalam kita
Tersesat di labirin tahta bermahkota fana
Hingga tercelah mencari aku dalam dia 
Sesaat yang membuka mata dan kata

    Harus kuingkari atas nama komitmen 
    Telah kuakhiri tanpa penyesalan

Menghadirkan aku di antara mereka 
Persembahan fana seolah sempurna 
Merapuh jiwa mengelabui fakta
Lalu terseok ke titik koma terhampa

     Amarah yang menyesakkan
     Meledak tanpa ingin kupadamkan

Berharap menemukan aku bersama kalian
Memutus karat rantai keterasingan 
Justru tersudut aku dipersalahkan
Terasa diri antara ada dan tiada di persinggahan 

    Meradang kecewa tumpah ruah
    Rancu menuntut tanpa mengarah

Katakan siapa aku
Yang kusut memilah suka diantara duka      
Yang lupa meramu bahagia
Yang lelah menemukan diri dimana

Rabu, 16 Agustus 2017

29 Ramadhan 1438 H

Tadi, senja bergaris batas hilal
Menutup kemuliaan Ramadhan 1438 H. 
Menakar ibadah jiwa ragaku...
Bernas atau sekedar deretan ritual tahunan? 

Mengiring adzan Magrib sejagat bumi 
Kumandang takbir mengusik sukma 
Pantaskah aku berjajar diantara sujana Ramadhan? 

Wahai Penguasa Ramadhan..
Jangan biarkan aku tersia sia bersama kaum yang merugi di bulan penuh berkahMu...
Astagfirullah 

Ya Allah....
Perkenankan kami menjadi dan merayakan kembali fitri esok hari
Izinkan aku bertemu dengan RamadhanMu bertahun tahun lagi

*Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Shiyamana wa Shiyamakum waahalahullah Alaik.*

Ya Allah, terima dan sempurnakan amalan dan puasa Ramadhan kami
Barakallahu Fiikum....
Aamiin

28 Ramadhan 1438 H

Ramadhan tersisa satu dua langkah......... 
Namun ibadahku tertinggal begitu jauh
Di penghujung waktu, terkejarkah? 

Air mata sujudku bersimpah di sajadah
Ramadhan akan menuntaskan singgah... 
Kurasa seperdetik bukan sebulan penuh 
Genapkan dengan lailatul qadar, bisakah? 
Mengapa aku sepikan tamu terberkah 

Ramadhan meresapkan beribu hikmah 
Terdekat dengan Allah sungguh terindah 
Jangan pernah enggan berlaku soleh
Tak akan merugi ringan bersedekah

Ramadhan memberiku pesan berpisah
Hentikan ghibah dengan bermuhasabah
Tepiskan gundah dengan asmaulhusnah
Hiduplah sesuai tuntunan rasulullah 
Dan...sedetikpun jangan pernah jauhi Allah

Sabtu, 12 Agustus 2017

27 Ramadhan 1438 H


Aku membaca berita pilu
Ramadhan bersimbah darah di negerimu
Syahidlah kau saudaraku

Aku tertunduk prihatin
Ibadah Ramadhan terpalang senapan
Namun tiang agama tetap kau tegakkan

Aku luruh bergetar
Mendengar kalian tak akan gentar
Bertaruh jiwa dan raga menahan lapar

Aku terharu tak terkatakan
Walau negara kalian di bumi hanguskan
Tapi iman kalian tak tergoyahkan

Aku bersimpuh berdoa
Ya Allah mereka terus berjuang dengan tetap berpuasa
Ya Allah jadikan mereka pemenang Ramadhan sesungguhnya
Aamiin




26 Ramadhan 1438 H


Ramadhan bertabur berkah
Titian ikhtiarku menggapai fitrah

Tak hendak selintas buih
Apalagi sekedar fisik dhanniyah
Tanpa bukti syahih qath'iyyah

Kukuhlah bersalin fitri
Hindari maksiat si penggelap hati
Jauhi ghibah berbalik menista diri

Jangan berburuk sangka
Jagalah dari iri dengki meraja
Tak usah gemar menebar dusta

Bagaimana muhasabatun nafsi
menakar penyakit di hati (QS 59:18)?
Telahkah kuinsyafi (QS 66:8)?

Senantiasakah sinari hati 
dengan tadabbur Al Quran (QS 47:24)?

Beningkan nurani dengan dzikrulloh
lisan dan perbuatan (QS 33: 41-42)

Sucikan hati dan raih cinta Allah
dari waktu ke waktu dengan menjaga  amal saleh

Berkumpulah dengan alim shaleh shalehah (QS 18:28)
Sukakah kau hadiri majelis ilmu nan ukrowih?

Sirami hati yang mengering 
dengan menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa, 
sudahkah?

Bersihkan hati dengan ziarah
Mengingatkan diri atas kematian dan alam barzah
Astagfirullah... 

Rawatlah hati
Dengan terus berdoa kepada Dia
Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya.....

Aamiin

Jumat, 04 Agustus 2017

25 Ramadhan 1438 H


Saat terbentur cemas
Asa meringis bersiku acak
Kening khusuk bersimpuh...
Ya Tuhan bukalah tabir takdir

Saat dunia bercorak pelangi
Ambisi merajai semesta
Mata berpendar angkuh
Seakan Dia dibalik pintu

Saat tak tahu langkah mengarah
Nafas merapalMu tak berjarak
Nadi mengingatMu tak berjeda
Syaraf memangilMu tak berhenti

Saat piawai singkirkan prahara
Terasa dunia tunduk di genggaman
Meninggi bahu berbangga diri
Lupa pada Penguasa Bumi dan Langit

Saat hampa bertajuk dihadapan
Tinggalkan pekat hitam tersudut
Segera doa berbias gelisah terucap
Hati merunduk setengah mengutuk

   Tuhan mana petunjukMu
   Tuhan jangan permalukan si hebat ini 
   Tuhan,  Engkau dimana?

Ya Pemilik Ramadhan
Jika aku terbesit menduakanMu
Bersihkan takaburku dengan tadabur...

Hanya Engkau satu satunya yang mampu membolak balik hati manusia

The one and the only one