Selasa, 07 April 2020

Black Hole

Lambat tamat teresapi isyarat titik koma
Abdikan nuansa abadi ibarat tiada andai
Inisiasi imbas sesusup pengingkaran
Ngarai ikhtiar ringkihi ikhlas
 

Tak kudengar raung gelepar
Rentang geliat tanpa aksara

Ambang gamang genapkan niat tercabik
Kikuk kerinduan nadi intuisikan narasi
Inikah hakiki ikhtisar risau? 
Usaikah harkat tanpa alias?

Sesayat tak kunjung gelangsar
Rentas sangsi iritasikan nurani


Ilalang getas sangkurkan nyata alasan
Nadir rusuh hantarkan nahas sial
Lamat terpikir kirana ambigu
Usahkah hidup pabila ankara? 

Alam mendengar rancau umpatan
Namun niscaya alihkan nirwana

Apakah hembusan nafas sesesap parau? 
Usang gaharu ungsikan nelangsa amsal
Liatkah hidup pias sependadaran nihil? 
Lihatlah hamparan nira adakah hampa? 

Anjangsana asa asupan nekara
Alihkan nestapa pada akar rumput

Terkadang geram menusuk kerak kecewa
Alas samsara alangkah hisapnya amuk kata
Ampuh hinakan naif fatal lengahnya aib
Bergeming gulma aus, sampai iriskan nalar

Aku untuk kalian nihilkan ?




48 komentar:

  1. Foto makronya sadis. Kalau puisinya udah nangkat topi deh sama pembendaharaan katanya.

    BalasHapus
  2. Mba, jujur aku ngga ngerti puisinya..
    Boleh aku dikasih contekan artinya apa ?..
    Biar mungkin nanti bisa bikin sendiri juga :D

    BalasHapus
  3. Hai Kak Febi. Puisi metafora ini mengenai seseorang yang seumur hidupnya berusaha menyamarkan jati diri karena suatu aib. Namun karena satu kesalahan fatal, aib tersebut terbongkar dan tersebar luas, justru oleh orang-orang terdekatnya. Kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri, orang lain dan Sang Pencipta membuat orang tersebut berkali-kali berusaha mengakhiri hidupnya...















    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba Tuty, baca komentar barusan saya baru paham maksudnya. Tapi tetap saja gak bisa saya komparasi ke puisinya.. Bait mana yg menggambarkan aib terbongkar, siapa analogi orang2 dekat di sekitarnya, dsb.. Ilmu puisi saya rendah banget deh

      Hapus
    2. Hai mas iqbal, metafora di puisi tersebut yang mengisahkan tanda aib terbongkar terdapat pada tiga kalimat pertama, bait pertama. Sedangkan orang terdekat di metaforakan dalam kalimat2 yang saya tulis miring. Terimakasih mas iqbal sudah berusaha memahami.

      Hapus
    3. Aku sama dengan Febi, tak paham maksudnya. Setelah dijelaskan kubaru sedikit mengerti, terus jadi membayangkan jadi orang itu pasti hancur banget, apalagi itu terjadi karena orang-orang terdekatnya :(

      Selalu juara bangetlah puisinya teh tuty mah

      Hapus
  4. setiap kali mampir ke blog ka tuti selalu menemukan kosa kata yg baru.
    puisi yg bagus :) trus berkarya kak!

    BalasHapus
  5. Menyamarkan jadi diri tuh gimana ya kak, ehh jangan2 yang mau bunuh diri tapi takut mati ini ya wkwkw. Kata2 puisinya keren kak Tuty.

    BalasHapus
  6. Jadi tokoh di puisi ini, merantau jauh agar tidak dikenali orang lain. Tapi satu kesalahan fatal, membuat orang-orang terdekatnya di perantauan menjadi tahu siapa sebenarnya Dia. Dunia dirasakan begitu menghimpitnya dan terfikir tidak ada gunanya lagi melanjutkan hidup.

    BalasHapus
  7. kalau membaca blog mbak tuty mesti siap dengan asupan kosakata baru yang jarang dipakai. walaupun belum paham dengan apa yang ingin disampaikan dalam puisi tersebut. hiks
    rasanya banyak belajar dalam memahami maksud sebuah puisi.

    BalasHapus
  8. Saat menulis puis, saya menempatkan diri seolah di lab kimia. Mencari Kata sebagai 'unsur' yang jika digabungkan dengan kata lain, akan menimbulkan reaksi/ makna baru yang metaforsis. Antara lain untuk 'melindungi'jati diri, tokoh dalam puisi tersebut, terutama jika merupakan orang yang kita kenal bersama. Terimakasih Mas Rivai untuk kunjungannya





    BalasHapus
    Balasan
    1. asal usulnya menarik sekali. rasanya perlu belajar lagi untuk mendapatkan kosakata baru agar lebih menarik.

      Hapus
    2. Sip sip. Terimakasih mas rivai

      Hapus
  9. Fotonya keren pisan teh..mau lah aku belajar sama teh Tuty. Btw sinopsisnya bagus teh klo dibuat cerpen. Untuk puisinya angkat topi deh emang masternya teh Tuty mah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk hunting bareng. Iya kak, lagi corat coret versi prosanya. Btw terimakasih kak bayu

      Hapus
  10. Aku salfok sama foto²nya yg keren, ditambah diksi Teh Tuty yang seperti biasa, breathtaking!

    (Deny Oey)

    BalasHapus
  11. Dari membaca komentar sebelumnya aku jadi paham apa makna di dalam puisi yang kak Tuty buat. Perlunya orang bersikap jujur dan apa adanya apakah termasuk kunci agar terbebas dari cibiran orang lain? Dan apakah tokoh dalam puisi tersebut benar2 akan mengakhiri hidupnya?.. Puisinya kak Tuty emang selalu punya kesan dan makna tersendiri yang belum banyak aku tau, karena emg aksara yang dipakai masih sangat asing aku baca (perlu banyak2 baca buku puisi)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup kak Retno. Usaha tokoh puisi saya untuk menyamarkan jati diri malah menjadi boomerang...

      Hapus
  12. puisi bagus. gambar bagus.
    kak tuti emang juara. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak inez yang always kasih support saya untuk menulis.

      Hapus
  13. bagus kak tuty, dulu belajar pusisi gini awalnya dari mana biar bisa dapat kosa kata sebanyak ini? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan tujuan untuk 'memperhalus' pekerti, orang tua saya selalu menyampaikan sesuatu dengan bahasa kiasan/ibarat... Eh jadi keterusan saya. Suka banget baca buku sastra angkatan pujangga lama... Terimakasih kak okta untuk pertanyaan nya.

      Hapus
  14. Mba Tuty, jujur saya kurang paham isi puisinya. Tapi pas baca2 komen2nya baru paham hehe. Pemberdaharaan katanya Kaya banget, Mba Tuty :)

    BalasHapus
  15. Duh Poenteun, tidak bermaksud menyulitkan. Kadang puisi seperti itu, makna yang terkandung, berlapis-lapis. Terimakasih untuk kunjungannya kak Eka

    BalasHapus
  16. Teh, kalau tulis pusi boleh gitu bawahnya kasih maksud dan arti puisi yang teteh tulis. hahaha. Aku agak susah memahami puisi soalnya. Apalagi teteh kan perbendaharaan katanya kaya pisan hehe.

    Tapi aku udah scroll komen2 di atas yang teteh kasih tau makna dan maksd puisi ini hehe.

    BalasHapus
  17. Ya ampun aku tuh klo baca puisi gini berasa "kudu memperbanyak" kata bahasa Indonesia lagi. Tapi aku udah pahaaam (setelah scroll komen) hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Re... saya nih yang mesti belajar diksi bahasa Indonesia lebih luas lagi. Terimakasih untuk kunjungannya,ya kak

      Hapus
  18. Tulisan Teh Tuti yang bikin aku selalu mau belajar lagi, aku bener-bener enggak mengerti teh. Lihat dari komen sebelumnya ternyata dalam banget maknanya sama seperti judulnya Black Hole.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini puisi full metafora. Maaf ya kak jadi menyulitkan.

      Hapus
  19. Kosakatanya daging semua yah, kak. Pokoknya mah juara pisan. Setelah baca komen, baru ngerti makna puisi secara keseluruhan. Awalnya hanya meraba-raba. Di 4 bait terakhir baru sedikit ngeh.
    Fotonya cantik2 banget😍😍

    BalasHapus
  20. Banyak kosa kata yang baru bagi saya dan belum saya mengerti. Jadi belum menangkap benar isi dari puisi ini.
    Salut dengan rangkaian katanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kosa kata Indonesia tuh semakin di gali semakin menarik. Terimakasih kak ifa

      Hapus
  21. Dibaca berulang-ulang tetep aku gak ngerti... Hahaha.. Untung baca koment ttg penjelasannya.... Walau aku masih ttp kurang paham... Parahhh ini diksinya aku masih awam semua teh, tapi ya lumayan buat belajar. Oiya, foto makronya juga sadis...

    BalasHapus
  22. Hai Kak Raya, puisi tersebut dibuat spontan, mewakili awful yang dirasakan sang tokoh. Nanti akan saya sadur bebas dalam bentuk prosa, semoga menjadi lebih jelas. Terimakasih kak untuk kunjungannya

    BalasHapus
  23. Kosakata di puisi ini beragam sekali, Kak. Sayangnya beberapa kali baca aku belum paham apa artinya sampai ketemu clue di kolom komentar. Keren, Kak Tuty! Foto-foto makronya juga apik.

    BalasHapus
  24. Aku juga masuk kategori orang yang baca komen baru paham maknanya kak, dan langsung shock.


    Ah Iya, pengkhianatan itu memang rentan dilakukan ileh orang yang kita percaya kan :(
    Semoga dia baik-baik saja, bahkan setelah dikhianati

    BalasHapus
  25. huaaaaaaahhhh....ada ulet buluuu.....merindiiinggg akutuuuu beb hahahhaa.

    siapa yang menihilkan lo beb? siapah? siinih bilang sama gue.... (love you)

    BalasHapus
  26. teh , aku baca puisi ini sambil membayangkan dengan si dia yang teteh sering cerita di grup. aku selalu suka dengan tulisan teteh yang penuh makna dan di gabungkan dengan poto-poto yang seolah-olah berbicara dengan puisi tersebut..

    BalasHapus
  27. Dengan satu mata?


    Kenapa suka merinding ya kak bacanya. Gimana caranya aku bisa bikin kayak gini juga kak?

    BalasHapus
  28. Aku juga kesulitan menangkap maknanya..berusha menghubungkan makna kata dan sambungan kalimatnya, tapi kok susah ya wkwk..

    Kalau aku disuruh bikin puisi dengan inti kisah yang sama, barangkali akan lebih vulgar dan ga bs mengandung unsur perlindungan Kak hehehe...Hebat Kak Tuty mah..

    BalasHapus
  29. Fotonya keren2 kak. Puisinya Sekali dibaca tidak tahu maksutnya, tapi setelah baca komen baru tahu. hehe. Keren puisinya kak tuty, unik

    BalasHapus
  30. Kaka Tuty, aku menikmati sekali puisi dan foto-foto di sini..wah, perpaduan yang sempurna. Saling mendukung keduanya. Terus berkarya ya, Kak!

    BalasHapus
  31. Maknanya sepertinya jauh lebih dalam dari yg bisa aku pahami teh, cuma intinya sepertinya tergambar di kalimat akhir ya tentang kekecewaan mendalam?

    BalasHapus
  32. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus