Minggu, 29 Juli 2018

Risalah Biru

Katakan pada angkasa biru
Yang mengendus saru di awan berarak
Bahwa melumpurkan waktu sebagai perisai
Adalah sekawanan sia-sia 


Nyatakan pada samudra biru
Yang melengguhkan riak ombak
Bahwa melumutkan peristiwa dengan alibi
Adalah kesesatan hilangnya asa 


Bisikkan pada biduk yang membiru
Jangan lagi melumuri kasak kusuk
Saat terpenjara risalah terpungkiri
Karena persinggahan itu nyata adanya

Minggu, 22 Juli 2018

Tahun Kedua (II)

Bukan dia tapi aku
Yang melangkahi khayal selaksa nyata
Setelah muak diri di gelanggang sungkan
      Dia, hadirkan musim semi satu-satunya














Bukan aku tapi kau
Yang alpa menakar ikrar kita
Seakan deretan tahun adalah pentas santun
     Kau, hambarkan hidupku paruh kedua
 












Bukan kau atau dia, tapi aku
Yang pucat berpanggung parau bersuara
Senyapkan sukma berkabut luka tanya
   Aku, terpasung hampa demi kepatutan




















Bukan, itu bukan aku
Yang megah tertata adi prima
Sampirkan laku sempurna menapaki menara
Demi kau, dia atau kalian
     Tapi bukan demi aku, aku siapa?


Kamis, 19 Juli 2018

Dua Titik

Tapakmu nadirkan arahku
Terhenti, sungkan seribu kata

Jejakmu rintangi heningku
Tersedak, enggan bertemu mata

Langkahmu sesakkan jalanku
Tertunda tanya, hampa suara

Jejas diri menata titian semu
Terdiam di dua titik, lengah bersama

Saat kananku tertukar kirimu
Titisan berkabung, itulah ragu kita

Pic by Hans KF 

Undangan Terbuka

Datanglah pada kenduri kekalahanku
Demi seringai senyum tanpa ambang sadar
Lupakan sebab yang merampas ingatku 
Meranggaskan akalku di titik nadir 


Aku mengunyah luka batin sepanjang jalan
Setelah carut marut terjerembab kegagalan
Yang bersekutu menutup pintu kebangkitan
Terpelintirku di jauhi dan terpinggirkan 


Jadi, jangan silangkan jari di dahimu
Atribut sinis pada jiwa kehilangan jati diri 
Walaupun nyata dan khayal bias merancu
Siapa tahu sebentar lagi kalian juga alami ini