Minggu, 30 Oktober 2016

Titik

Tuntas kuingkari cerah pelangi
Tuntas kuhapuskan jejak berpasir
Tuntas kualihkan asa hari berikrar 

Telah ku usaikan tanpa koma 

Karena arah yang abu kelabu
Karena hati yang jauh menjauh
Karena rasa yang pudar memudar 

Telah ku usaikan tanpa koma 

Jangan sesali apapun
Jangan salahkan siapapun
Jangan ingatkan sedetikpun

Telah ku usaikan tanpa koma 

Biru langit teruslah melukis
Putih awan tetaplah bersaksi
Semilir angin teguhlah mencatat

Telah ku usaikan tanpa koma 

Walau hari masih bergulir
Walau hidup terus berlanjut
Walau kita harus tertatih 


Sabtu, 29 Oktober 2016

Oktober Dua Dua

Sepertinya kami yang memberi 

Tapi bukan..bukan itu
Kau sedang mengajarkan kita hikmah indahnya berbagi 

Sepertinya kami kau tinggalkan 

Tapi bukan...bukan itu
Kau sedang mengingatkan kita betapa fananya dunia 

Sepertinya kau torehkan lara diatas tawa

Tapi bukan...bukan itu
Kau sedang mengajak kita bersiap diri dalam suka dan duka 

Sepertinya kau putuskan tautan kasih

Tapi bukan..bukan itu
Kau sedang menunjukkan bahwa pada akhirnya kita akan pulang sendiri sendiri

Dear BangDed
Terimakasih untuk pesan tak tertulismu
Doa kami menemani istirahat panjang abang

Al-fatihah



Oktober satu enam

Kaulah satu terindah dari bait doaku
Kaulah alasan akhir pencarianku
Maukah kau bersatu langkah denganku?

Petir termerah mengusik titian kasih
 
Aku dan kamu tak pernah tahu
Kemana air akan bermuara
Keresapi bening mengalir menyapa diri
Saat kau sigap memutus alurnya

Kemarau terkering menikung jantung

Aku tercekat...
Tidak! Aku bukan pecundang
Aku takkan tiarap menyerah
Kupastikan reflaksi ulang yang terpisah

Badai terdahsyat menghempas asaku

Aku takkan menghentikan doa
Hingga Dia jauhkan jarak kita
Hingga Dia silangkan jalan kita
Hingga Dia alihkan mata kita 

Gemuruh hujan pudarkan yang tersisa

Dan akan kurasakan lagi....
Hati yang berserak sendu 

Dengan mengunyah nestapa..
Kuingat satu kalimat usang
Biarkan waktu yg sembuhkan luka

Terpuruk cukuplah sesaat...
 
Kutapaki titian intuisi
Berharap tertuju ke arahmu
Walau aku dan kamu tak ada yang tahu
Siapa yang menunggu di ujung sana...

Orang lama?
Orang baru? 

Tapi kutahu pasti...
Dia yang terbaik terbaik
Seperti janji Nya
Wanita baik baik untuk laki laki baik baik Laki laki baik baik untuk wanita baik baik
Aamiin


@ original idea by afara


Senin, 17 Oktober 2016

PS'85

Pintaku tulus mengurung hening
Untuk terikat suci satu janji denganmu
Rinduku bertahta tertunda jarak
Bersimpuh takzim di siang & malam ku 
Adakah aku pelengkap tulang rusukmu?

Semilir angin menyeling perdu tanyaku
Apakah munajat yang sama terpanjat darimu?
Riak hasrat kian mengusikku tak berwaktu
Isyarat tersirat akankah nyata tersurat?

Dawai jiwaku berkilau teringat dirimu
Engkau hadir di setiap titian sukmaku
Lintaskan rasa mengganda hati ke hari

Asaku merajut masa depan denganmu
Padamu utuh kutitipkan ikrar cintaku
Akankah kita bersanding segera?
Namun kisah kasih ini belum tertambat

Lirih berkali ku ucap namamu dalam doa 
Imanku..perlahan menyentuh sadarku 
Mengingatkan ikhtiarku untuk bersiap
Apakah kau sebagai ya atau bukan


Sabtu, 15 Oktober 2016

Senja Perak

Riak perak....
Mencitra anggun samudra
Kristalmu terpendar bersahutan
Mengiring ombak merapat ke pantai

     Tanpa menikung semilir angin
     Untuk langit yang berkabung
     Dan mentari yang berpenat

Awan perak....
Menjemput tirai lembayung
Percepat mega lazuardi petang
Ingatkan bait cakrawala berpamit

     Tanpa menimbang rinduku
     Untuk harmoni semesta senja
     Dan esok yang tak pasti

Temaram perak menutup hari
Tergerus perlahan kian memudar
Tinggallah aku terpaku senyap
Ah..hingga lupa berucap syukur

Minggu, 09 Oktober 2016

Benar..kah ?

Yang terbuang adalah urutan waktu
Menunda esok dan lusa demi masa lalu
Tapi tersiksa rindu tidak terbalas 

Yang tersiksa adalah meruntut kenangan
Menahan rangkaian kisah tertinggal
Tapi terserak lesu tanda tersisih 

Yang terserak adalah rentetan harapan 
Menata anak tangga masa depan
Tapi terputus pilu tanpa isyarat 

Yang terputus adalah tautan hati
Menjaga ikrar bersatu bukan mimpi
Tapi tercabik luruh enggan tersisa 

Yang tercabik adalah belahan sukma
Mencipta cita cinta tersandarkan
Tapi terakhiri sudah sampai disini 


Selasa, 04 Oktober 2016

Tanya

Aku terhalang beribu wajah tanya
Geramku mendidih menantang jawab
Tunai ku penggal delapan penjuru angin
Yang bersekutu hempaskanku
Yang berkali remukkanku ke tanda tanya 

Aku terhadang berjuta misteri tanya
Resahku menjajah setiap kerut bumi   
Kurampas titik terang diangkuhnya gelap
Yang benturkanku di ruang hampa
Yang durjanakanku tak bertitik 

Tapi rantai tanya kukuh mengganda diri
Lumuri tulangku dengan airmata terbasi
Tetesi darahku dengan racun ternista
Bisiki peluhku dengan mantra terbusuk 


Aku tertantang tanya lintas dimensi 

Kepada tanya berteka teki
Untuk tanya tanpa akhir
Sebab tanya menunda jawab
Kenapa tanya berbalik tanya
Tentang tanya berdalih waktu
Mengapa tanya enggan menjauh

 Adakah jawab peduli tanyaku?