Minggu, 28 Agustus 2016

Aku Imammu



Katamu..
Indahku terpatri abadi memenuhi ruang hati

Katamu...
Kilauku berpendar cerahkan hari tanpa henti

Katamu...
Kita pasti bahagia atas nama kesempurnaan cinta

Ahhh...
Repetisi tanpa koma kesekian kudengar
Tawarnya merepih hampa tak Bermakna

Maaf...
Bukan aku terbiasa membolak balik hati
Bukan aki menepis asa nan menanti
Bukan aku menyebar khayal tak bertepi

Tapi...

Ya Allah...
Sampaikan rinduku pada dia
Yang mengetuk pintu hatiku dengan bersimpuh pada Mu
yang menata lisan sesuai tuntunan Mu
Yang penuh takzim berucap padaku :

Akulah Imammu
Bersamaku kita kan bersetia di jalan Nya




Sabtu, 27 Agustus 2016

Bara Rindu

Mengingatmu...
        Aku terkapar

Mengharapmu...
         Aku terpuruk

Mengenangmu...
         Aku terisak

Menantimu...
         Aku tersudut

Merindumu...
         Aku terbakar

Aku beramuk getir...
          Perih....
          Memerah laraku
Kulihat kamu beradu mesra
           Dengan dia
           Bukan denganku

Aku meradang tanya
            Pedih
            Menghitam dukaku
Kutahu kamu berpagut asmara
             Dengan dia
             Bukan....
             Bukan denganku.... lagi

Kau tahu pasti
Tak sanggup ku padamkan bara rindu ini

Kau harus tahu
Kubenci kau seutuh cintaku
     

         

Stambul Satu Babak

Senandung hikayat lawasku
Adalah bait cinta bersunyi sunyi

Memenangkan pujaan dalam mimpiku
Serupa partitur kehilangan notasi

Kularung kau dalam pantun
Kurentak kau dalam tarian
Kugores kau dalam lukisan
Dan senyummu abadi hanya dikhayalan

Terpenjara kasmaranku
Laranya mendera tak berwaktu
Laksana mereguk teh terpahit abad lampau
Syahdan yang tak mungkin menyatu

Aku
Sahaya penghamba cintamu
Bukan pujangga sohor bersyair syahdu

Stambul satu babak itu
Persembahan pamungkas ....
Tanda mata asmara dahana untukmu

Bergegas hendak berpanggung
Tersedak ku hirup asap mesiu
Sedetik tadi buraikan diriku
Celaka itu mengakhiri kisahku

Dan kini..
Sudikah kah ziarahi roman cinta kita
Seperti lakonku dalam komedi satir
Tahukah kau hal tersulit mencintamu?
Pada kata cinta yang tak sempat terucap
Hingga jiwa memisah raga

Titik Nol

Terakhiri
Terperihkan

Merepih
Tertepikan

Sepi itu
Pahit



Ada dan Tiada

Kujaga ingatku tentang dia
Adakah dia merinduku?

Bertahanku menjaga asa
Masihkah dia mengharapku?

Tiada terlintas ku berpaling hati
Bersetiakah dia untukku?

Seribu bulan bersabit purnama
Seribu gelombang berpasang surut
......Saling silih bersulih
Bersisakan aku dan sunyi
......Kau sungguh sulit tergenggam

Haruskah aku membeku
Berbalur labirin...sepahit empedu

Akankah waktu berpihak
Jutaan detik telah ku karamkan....

Akukah susunan rangka bernyawa...
Akankah hati merajuk di semai....

Tuhan
Jangan biarkan aku terpasung
Antara ada...
Dan
.....tiada


Everlasting

Kuta
Sketsa cinta kita

Uluwatu
Canting rindu membara

Tanahlot
Lukisan senja bersaksi

Bedegul
Gerimis jingga mendekap

Denpasar
Noktah melukis hening

Bali
Di segenap penjurumu
Di sini...rasaku tak terpaling



Senin, 15 Agustus 2016

Sesaat



Kita belum memulai....
Saat kau mengakhiri

Luka diri tergores duri....
Perihnya hanya sesaat

Isyarat tidak darimu
Lukanya menggores hati
Perihnya bersaat saat....

Adakah kau tahu?
Setengah jiwaku melayang tak terarah
Ringan seperti kapas tertiup angin

Apakah ka tahu?
Setengah jiwaku karam  di dasar laut
Berat seperti batu terkubur

Nafasku terseret satu satu
Air mataku menggurita
Melihat kau tetap menjauh

Aahh....
Andai cinta tidak tiba tiba datang




Batas

















Kuantar kau ke gerbang
Berbunga harapan tentang kita
Kelakku kan kau bawa serta

Sang waktu terus beranjak
Dan aku terpaku di muka gerbang
Menggantang asa kita kan bersatu

Penuh cinta kuantar kau ke gerbang
Penuh duka tiada kabar darimu
Adakah ini tanda pengakhiran
Dirimu tak kunjung menjemput

Hatiku nanar
Mataku basah
Jiwaku patah
Ragakuluruh
Menunggu yang tidak tertunggu



Minggu, 07 Agustus 2016

Waktu



Sebentar tadi
Hujan melirik malam
Menitip sebaris pesan
Bahwa hidup berbatas Waktu

Sebentar tadi
Angin menikung hujan
Menembang sebait syair
Tentang hidup bersiap mati

Sebentar tadi
Debu terperangkap angin
Meradang kesan mengiba
Bahwa akhir waktu itu kepastian

          Sang Maha Waktu

Sebentar tadi
Pecahkan angkuhku
Remukkan naifku
Hempaskan adi nalarku
Terpelintir nafasku

          Betapa dhoif Imanku
          Sia sia kan waktu milik Mu

@ ..al asr 

Kamis, 04 Agustus 2016

Roda



Suara itu
Derit roda yang membawa mu pergi
Berbilang tahun berlalu

Disini
Kutunggu
Derit yang sama
Akankah membawamu kembali
Berbilang tahun kemudian




Langkah ini..



Kepada bumi...
Kutitipkan masa lalu

Kepada angin...
Keserahkan segala getir

Kepada langit..
Keterbangan kenangan indah

Kulepaskan semua  tentang kamu

Aku melangkah
Karena aku harus melangkah
Bersama Dia
Bersama masa depan