Rabu, 17 Oktober 2018

My Hero


Terimakasih Ayah
Senyummu adalah pengantar indah tidurku 
Walau gurat lelahmu tak terkira 
Dari hari ke hari 

Tak Akan kulupakan, Ayah 
Dekapanmu redakan gundahku 
Kau tepis letih tiada tertara 
Dari musim ke musim 

Maafkan aku, Ayah 
Kerap kuacuhkan khawatirmu 
Di naif hitam putihnya dunia 
Dari masa ke masa

Ingatkan aku, Ayah 
Laki-laki kecilmu ini akan membanggakanmu 
Demi ikhtiar dan doamu tak tersia sia 
Dari waktu ke waktu 

Biar terjaga dalam ingatku, Ayah 
Jika kelak berat beban hidupku 
Akan kuputar kenangan terbahagia kita 
Dari A sampai Z

Sabtu, 13 Oktober 2018

Panah Senja


Senja tak akan mengurung usia
Pada jiwa yang menghidupkan hari
Menghadirkan esok menjemput asa


Walau kering ranting tergerus usia
Tak hendak pamit melepas senja sendiri
Merapatkan harapan di ujung mata


Saat busur senja memanah usia
Adalah titian waktu sejenak menepi
Bukan pengakhiran dini sebelum waktunya

Senin, 08 Oktober 2018

Rayakan Sekali Lagi


Untuk perbedaan yang lusuh diperdebatkan
Karena putihku menjelma hitam di kicaumu


Untuk harapan yang samar dinyatakan
Sebab kepak kita menukik jauh berliku


Untuk tarian di angkasa yang melesatkan
Walaupun hasrat terkunci kata merancau


Untuk teduh pandang sayap kenangan
Andai sesaat ini dipastikan surut berlalu


Untuk kebersamaan tak dipertahankan
Jika terandaikan dipaksa kaku membiru 


Untuk esok hari yang luruh terhapuskan
Setelah terkurungnya aku jauh darimu



Kamis, 04 Oktober 2018

Off Side

Bukan peluh malam, tapi keringat siang yang menyamarkan kita
Berparut gores serpihan karang andai kata
Berharap kering angin alihkan persembunyian fakta
Berpacu degup ombak yang melabuhkan satu rasa ke tengah samudera
Ah, betapa tak berpihaknya masa





Di balik kabut pagi, tautan risau terbujur
Dapatkah mengendapkan khilaf yang terbakar?
Dipagutkah lagi, mata hati yang tersulur?
Di kedamaian palung hati, akankah digelandang menggangsir atau terusir? 
Ah, sang waktu  jangan dulu berakhir 



  Keluhkan pada deru awan yang membuka terawang
Kilatan sarunya menggandakan sejuta halang
Karena kisruh yang bersahutan rawan meradang
Ketika hasrat membuncah mesti terhadang
Ah, pahitnya mengenang kenang 



Jauh menjauh kini tersimpul dekat mendekat
Jika ikatan terdahulu berurai runtutan penat
Jangan hamburkan janji usang yang berlarut
Jika jejak hari ke hari kian lusuh memberat
Ah, mengapa sulit menuntut

Mungkin akan ada yang terusik pergi
Meski bukan sekedar sekarang atau nanti
Mengakhiri segera sebelum sempat memulai   
maka malampun setengah gugup mengembalikan siang hari
Ah, betapa sulitkah dimengerti



Purna Senja tak akan sanggup mengelabui cakrawala
Patutkah menitip satu kisah terjeda?
Pergilah sejenak, sebelum tanya menebar bencana
Pamit yang bukan melapaskan tapi demi sementara
Ah, bilakah tiba saatnya....



Rabu, 03 Oktober 2018

Crossing noted

Jangan salahkan jarak dan waktu
Saat kenyamanan berpagut ragu
     Pada jarak yang samar tertuju
     Pada waktu yang enggan menunggu 

Jangan sudutkan ruang atau situasi
Saat tautan sekedar pengisi hari
      Pada ruang yang disenyapkan sepi
      Pada situasi sulit di luar kendali 

Jangan singkirkan ikhtiar dari ikrar
Saat titian liat berlumpur
      Pada ikhtiar yang tiada berpijar
      Pada ikrar yang getas dianulir 

Jangan sumirkan nyata dengan khayal
Saat kebersamaan bertaruh sesal
      Pada kenyataan bermata artifisial
       Pada khayal yang riskan terpenggal