Simpul jaring ditandaskan angin
Menebar liukan dipermainkan hampa
Terseling bilur asa atas nama bumi
Katanya, jangan dulu menyerah
Semoga besok, masih ada Matahari
Mata jaring lirih terkoyak impian
Pekat lumpur melumuri satu dua tanya
Harap ini belum berakar menakar diri
Katanya, jangan cepat menyerah
Yakinlah lusa, masih ada Matahari
Pekat lumpur melumuri satu dua tanya
Harap ini belum berakar menakar diri
Katanya, jangan cepat menyerah
Yakinlah lusa, masih ada Matahari
Koyak jaring menebar ulang kesempatan
Walau kerap terhempas menatap niscaya
Susah sungguh menegakkan kaki
Katanya, jangan pernah menyerah
Selama masih bisa menjaring Matahari
Walau kerap terhempas menatap niscaya
Susah sungguh menegakkan kaki
Katanya, jangan pernah menyerah
Selama masih bisa menjaring Matahari
@inspiring ide from omhans
Berusahalah terus wahai anak Adam
BalasHapusMenarilah di atas bumi yang diciptakan oleh-Nya.
Jemputlah berkah-berkah yang ditebarkan
Jangan pernah lelah sekalipun napasmu hanya tinggal satu dua saja
Matahari sebagai penanda bergantinya waktu
Disana ada cerita untuk mereka yang terus menjaring kesempatan di bawah matahari.
Ahhh ini mah puisi untuk menatap ke depan. hahaha
aku suka deh Mba
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTerimakasih mbak Endang. Yes... Puisi ini tentang optimis di tengah keterbatasan...
Hapus