Panca indramu retak berkabung
Prahara pagi riuh menanduk petang
Parau malam liar menampar siang
Pahitnya rasa terkuliti, kering kerontang
Prahara pagi riuh menanduk petang
Parau malam liar menampar siang
Pahitnya rasa terkuliti, kering kerontang
Pergi, jangan mendekat!!
Aib ini pantang berpanggung
Aku tak peduli terpasung
Parade swargamu tercerai burai
Pentas mahligai usai terlalu dini
Pariwara waktu mendadak terhenti
Pada nelangsa naif tak terhindari
Aib ini pantang berpanggung
Aku tak peduli terpasung
Parade swargamu tercerai burai
Pentas mahligai usai terlalu dini
Pariwara waktu mendadak terhenti
Pada nelangsa naif tak terhindari
Awas, jangan mendekat!!
Angkuh ini rentan menggerus diri
Aku kehilangan makna sejati
Angkuh ini rentan menggerus diri
Aku kehilangan makna sejati
Pasak jiwamu tersangkut murka
Perisai diri terpedaya angkara
Prasangka menahun terpasung fakta
Prosesi picik meranggas sia-sia
Perisai diri terpedaya angkara
Prasangka menahun terpasung fakta
Prosesi picik meranggas sia-sia
Ingat, jangan pernah mendekat!!
Anarkis ini rawan menoda raga
Aku, Kamu dan Dia
Anarkis ini rawan menoda raga
Aku, Kamu dan Dia
Aku menangkap kepedihan di sini. Keren, Mbak. Btw bikinnya sambil lihat tesaurus, nggak? :)
BalasHapusHaturnuhun mbak Nunik. Ndak lihat tesaurus mbak. Saya hanya mendengarkan client lalu tergelitik untuk menuliskannya dalam media puisi.
HapusLagi kesel sama orang ya Mba? Wkwkwk
BalasHapusClient saya ini, bukan hanya kesal tapi sangat gusar sehingga sering melukai fisiknya sendiri.
HapusAaah.... Kak Tuty selalu pandai merangkai kata.... Love it 😍😍
BalasHapusHaturnuhun kak Mut....
HapusKemarahan yang dituangkan dalam rangkaian kata
BalasHapusItu yang aku tangkap..
Rangkaian kata yang indah..
Bener bangettt mbak...kemarahan yang bertahun2 telah 'meracuni' jiwa client saya.
HapusTerimakasih kak sudah mampir
Aku orangnya ga terlalu paham puisi tapi selalu suka sama kata-kata di puisinya, Mbak Tuty.
BalasHapusHaturnuhun atas kunjungannya kak Antin.
HapusKeren!
BalasHapus😍😍😍
Terimakasih mbak Endang.
HapusMba Tuty, juara banget pemilihan katanya 😍😍
BalasHapusSetiap 'client' seperti memberikan beberapa kata kunci yang kadang saya sendiri tidak menyangka, segera saya 'sadur' dalam bentuk puisi. Terimakasih Kak Hayati sudah mampir.....
HapusAku speechless bacanya haha
BalasHapusSayapun, sempat beberapa waktu speechless dengerin cerita client saya ini...
HapusKerennnn
BalasHapusTerimakasih kakak...
HapusJadi penasaran sama ceritanya. Sampai segitunya dia menderita. Sedih banget..
BalasHapusDan client saya ini "menikmati" penderitaannya dengan angkuh dan penuh penyangkalan. Hemmmm
Hapusini aku suka, kata-kata yang bikin mataku melotot baca ampe 2x pada kalimat terakhir
BalasHapusTerimakasih kakak sudah mampir... Kalimat2 terakhir itu sudah beberapa kali dilakukan client saya, terhadap dirinya sendiri.
HapusDuh..
BalasHapusKalimat terakhirnya..
Meski gk paham sama puisi tapi aku salut sama pemilihan kata2nya. Lanjutkan mbak..
Terimakasih atas kunjungannya kak.
HapusAku, kamu dan Dia? Apakah ini perselingkuhan? Hahaha sotau
BalasHapusKeren puisinya kak tuti
Saat ini proses healing client tsb. sebatas meredakan kemarahan agar tidak melukai secara fisik dahulu....
HapusPuisinya seperti penuh emosi, Kak. Aku melihat seperti ada kemarahan yang dipendam terlalu lama. Pemilihan katanya juga bagus kak. Pokoknya sukaaaa
BalasHapusSemoga kita tidak memendam kemarahan yang sedemikian rupa ya kak. Btw, terimakasih sudah menyempatkan mampir
HapusTerkadang, aku nemuin beberapa kawan yang seperti mba tuty tuangkan dalam puisi itu :)
BalasHapusKartini
Iya ya Kak, mereka ada di sekitar kita.
HapusIni pasti lagi marah, kesal atau menyesal. Entahlah. Hanya penulis yang paham arti sebenarnya. Haha
BalasHapusPersis yang kak Ocit sampaikan..
Hapusmungkin aku bukan termasuk orang yang terlalu menegerti banyak tentang puisi jadi terkadang suka bingung sendiri hehee..
BalasHapustapi puisi mba tuty kata - katanya bagus banget
Atuh poenteun bikin bingung..
HapusBtw, terimakasih lho sudah mampir
Suka sama puisinya
BalasHapusHaturnuhun Kak Airin
HapusSaya juga suka puisi kakak yang optimistik...keren euy
serem ya mba puisinya, penuh dgn amarah...
BalasHapusAseli, secara pribadi saya juga worry lihat marah yang dia pendam
HapusTerimakasih Mbak Ning
Kak Tuty, keren deh. Selalu bisa buat puisi dari pengalaman pasien
BalasHapusTerimakasih Kak..
HapusPengen juga bisa menuliskannya dalam bentuk 1/2 fiksi
Aku, kamu dan dia.....hmm
BalasHapusTriangle Love atau perselingkuhankah....?
Oh ini tentang ketidakmampuan menghadapi masalah, ditahan sebagai kemarahan yang menahun.
HapusJujur saya terkejut karena prolognya tentang amarah menahun, terkejut karena Teh Tuty mampu menggunakan diksi yang tak biasa menjadi puisi yang luar biasa. Salut teh.
BalasHapusHaturnuhun teh.
HapusClient saya yang luar biasa. Saya tinggal merangkainya dalam kata.
Hampuuunn jd ka Tuti yg kasih QT ngademin itu adalah org yg sama dengan ka Tuty yg jago merangkai kata 😍😍😍. Sukaa
BalasHapusUhhh kakak,aku penasaran,darimanakah kalimat2 indah yg tidak biasa itu bisa datang? Dan terangkai menjadi barisan makna tersirat?
Kata-kata tertentu dari client dan emosi mereka yang menggelitik saya untuk menulis..
Hapushaturnuhun Kak Ndari
HapusPedih, kesal, sebal tapi tetap cantik tulisannya. Sukak!
BalasHapusHaturnuhun Mas Achi
HapusSuatu saat pengen bisa nulis yang indah seperti puisi-puisinya Mas Achi
Boomerang itu pergi untuk kembali...
BalasHapusIya kak...
HapusBelum selesai...
Makasih ya sudah mampir
Maaf banget, saya kurang bisa menikmati puisi jadi kurang terlalu paham juga. Tapi saya salut dengan yang bisa bikin puisi dengan rima
BalasHapusHi kak Iqbal, terimakasih ya sudah meluangkan waktu...
HapusAib, angkuh, anarkis. Semoga yg keempat bukan saya. Hehe...
BalasHapusKita tunggu part berikutnya ya...
HapusHaturnuhun Kak Nassa
Mbak Tuti puisimu merobek hatiku ... ��
BalasHapusduhhh...
HapusMakasih ya Kak sudah mampir
aku kira grup musik mba.. argh selalu suka di puisi mba tuty..
BalasHapusBangDoel, ajarin saya nulis selain puisi atuh...
HapusMakasih ya
Pemilihan kata2nya aku suka. Enggak common! Salut Mba sama karyanya
BalasHapusTerimakasih Mbak Eka....
HapusDiksinya bagus ka. Dan ini berat buat ku, cukup Mbak Tuty yang yang buat puisi ini karena aku gak kuat. Bisa-bisa mumet hehe.
BalasHapusHi kak Sally, apa kabar
Hapusini puisinya pujangga yang udah punya jam terbang tinggi ya kak Tuty.. keren!
BalasHapusSaya newbie kak Dewi...
BalasHapusHaturnuhun atas kunjungannya ya kak....
Berat banget ini memaknai puisinya. Salut deh bikin puisi yang dalem kayak gini hehe
BalasHapusSaya hanya mengalihkan kemarahan menahun dari client saya menjadi puisi. Haturnuhun kak Alin atas kunjungannya
HapusAda 3 kata penegasan : Jangan mendekat, jangan mendekat dan jangan pernah mendekat.
BalasHapusKeren mbak, seperti gejolak jiwa yang penuh amarah.
Kemarahan yang 'wah' tersebut telah 'merusak' kehidupan pribadi client saya...
HapusTerimakasih kakak untuk interpretasinya
Bisa ya bikin puisi yang idup begini Mba Tuti. Harus belajar nih saya...
BalasHapusHehe
saya juga masih newbie kak, mesti banyak belajar lagi.
HapusTerimakasih sudah mampir ke blog saya, kak
mantap kak puisinya... thx for sharing
BalasHapuswww.helloinez
terimakasih kak inez
Hapuskangen euy sudah lama ndak ngobrol-ngobrol dengan kak inez
Aku bingung mengartikan puisi ini sebenernya tentang apa hehehe
BalasHapusTapi kalau boleh kasih masukan, karena ini judulnya Boomerang (2) berati ada boomerang (1) nah di artikel ini kasih link ke Boomerang (1)
Terimakasih Mas Zainal sarannya.
HapusMba, aku selalu jatuh cinta sama puisimu.
BalasHapusKak chacha... Terimakasih ya
Hapuswow, semoga diriku tak menjadi boomerang.
BalasHapusKadang kita ndak sadar, sepertinya 'menghukum' orang lain, ternyata kita menghukum diri sendiri...duuh jangan sampai ya kak seperti ini.
HapusObat amarah adalah sabar
BalasHapusHi kak fariz, apa kabar?
BalasHapusUntuk kebanyakan dari kita semestinya seperti itu ya kak.
Nah untuk mereka yang disorientasi berat, orang2 di sekitar yang mesti sabar mendampingi selama proses healing mereka. Terimakasih kak fariz