Selasa, 27 September 2016

Siapa Kamu

Kau adalah huruf Kapital
Di awal yang mengesankan
Di tengah yang mengharukan
Di akhir yang membingungkan 

Kau tercetak dengan huruf Kapital
Mengukir hati tanpa canting
Mengukur hari tanpa petang
Menjangkar diri tanpa pedang 

Kau tersurat menjadi huruf Kapital 
Beriring tanya yang kaku menghadap 
Berbaris asa yang ragu mendekap
Berikut mimpi yang enggan terendap

Kau tersirat sebagai huruf Kapital 
Mencandu cemas tak terwartakan 
Mencerai canda tak terkabarkan 
Mencerca catatan tak terterbitkan 

Kau adalah sederet huruf Kapital
Di dekatmu terasa jauh
Di jauhmu sulit mendekat 

@unknown

Sabtu, 24 September 2016

Ini...Kita?

Dulu kita akrab bersulang
Sekarang kita kerab bersilang
Tapi saling mencuri kabar 

     Bagaimana bisa ?! 

Dulu kita berdekatan
Sekarang kita berjauhan
Tapi saling menyiksa rindu 

     Untuk apa ?! 

Dulu kita beriringan
Sekarang kita bersebrangan
Tapi saling mengintip salam

     Sampai kapan?! 

Sampai kita lelah mencari alasan
Untuk apa saling bersilang kata? 

Atau....
Sampai kita jenuh melempar angkuh 
Untuk apa saling berjauh ruang? 

Atau...
Sampai kita mangkir menipu nurani
Untuk apa kita bersebrang hati?

Bagaimana jika
Berkalang tanah adalah perpisahan? 
Menatap nisan adalah pertemuan?

Lalu...
Sesal jiwa mengutuk waktu
Sesak batin mengumpat alibi

Senin, 12 September 2016

Sebelas September Enam Belas

Kami datang dengan senyum
Walau sebaris
Walau tertahan haru
Semoga menghapus sedikit duka 

Kami datang menghantar cinta
Walau sejumput
Walau terbersit tanya
Semoga menutup sedikit hampa 

Kami datang merangkai tulus
Walau sesekali
Walau terbatas waktu
Semoga kelak kan berlanjut.. 

Kalian saudara kami
Kami saudara kalian 

Kami pulang merekam senyum mu
Kami pulang menggenap cintamu
Kami pulang merindu tulusmu 

Satukan senyum kita
Satukan cinta kita
Atas nama ketulusan membuka hati


#baksos#7_yayasanbinamuslim# 


Minggu, 11 September 2016

Sembilan September Sembilan

Sungkan memangkas waktu
Nurani terbius liar bersulang
Terpanggang mengunyah malu 

Risih mencadas waktu
Naluri memuncak berulang
Terbungkus menjerat sesal 

Sesat merampas waktu
Menikung fajar ke senja
Membelah malam ke pagi 

     Tapi jejak tak terhapus
     Tapi sesak tak terhempas 

Aku harus menutup mata sang waktu 
Tapi mata dosa terus mengintaiku 

Aku harus menutup mulut sang waktu 
Tapi mulut dosa terus mencibirku 

Aku harus menutup telinga sang waktu 
Tapi telinga dosa terus membisikku

Tuhan...
Terparahnya
 ...aku 

Terhancurnya
 ...aku 

Ternistanya 
....aku

Adakah kesempatan ketiga untukku 


Jumat, 09 September 2016

Tadabur Alam

Ya Allah...
Di hamparan savana Mu
Keningku rebah bersujud 

Di dasar samudra Mu
Hatiku tunduk berzikir 

Di tinggi puncak Mu
Lisanku khusyu bertakzim 

Di tengah rimba Mu
Jantungku merapal istigfhar 

Di perut bumi Mu
Sendiku bersimpuh tawadhu 

Di bentang gurun pasir Mu
Segenap indraku bertasbih
Luruh air mataku bersaksi 

Ya Allah...
Di setiap sudut cipta Mu
Aku laksana titik di tepian jagat raya
Tak pantas sedetikpun bermegah hati

Ya Allah..
Izinkan alam Mu kuatkan Imanku 
Perkenankan semesta Mu menjadi sajadah ibadahku 

Aamiin... 


Selasa, 06 September 2016

Bias Prisma

Mozaikku mendua sisi
     Timur itu aku
      Barat aku juga

Lupakan tanya tentangku
Bertahun aku menahan diri
     Utara itu aku
     Selatan aku juga

Aku lelah
Aku bimbang
      Kekiri itu aku
      Kekanan aku juga

Di antara persimpangan
Kini kuharus memilih
Sudikah kah kau dampingi aku
... Tanpa mengulik arah?

Bukan Hitam Putih

Yang mereka tahu...
Suaraku membelah langit
Tawaku menggetarkan bumi
Candaku mengacaukan angin
Gusarku menghentikan hujan

Adakah mereka tahu....
Dibalik terik punggung hari
Aku mencoret jam dan tanggal
Mengharap harmoni memelukku
Membujuk purnama jauhkan sabit
Dan merayu mentari alihkan malam

Andai mereka tahu
Laraku mencacah jiwa dibalik senyum
Mengunyah aral melintir detik
Meradang itu hadir tak tercegah
Hingga muara air mata meronta kering

Akankah mereka tahu
Artefak terbiruku adalah mereka?
Biarpun singgah lalu pergi
Biarlah rindu menendang dendam

Biarkan...
Masih ada Kau bersetia untukku

Karena Kau bukan mereka
Tetaplah Kau bersama ku di sini

Jangan Kau jauhi aku
Jika lisanku khilaf menata kata

Jangan Kau tinggalkan aku
Sebelah titianku telah rapuh terkoyak

Jangan Kau tepis asaku
Penatku terbelah menjejak belukar hidup

Tuntun aku....
     Saat sesakkku mengkristal
     Saat hatiku berlumut membatu
     Saat diriku lupa bersujud

Kau garda langkahku
Kau..sebab tegarku

Ini Cinta Kami

Kami memanah hati dengan busur cinta
Walau takkan serupa epik asmara Rama & Sinta

Kami mengukir hari dengan kasih
Walau takkan semirip drama kasmaran Cinta dan Rangga

Kami bertukar tawa dan tangis
Untuk perbedaan diantara persamaan
     Karena dia bukan Romeo
     dan aku bukan Juliet

Jangan cari kami di diktat sejarah
     Karena aku bukan Marie
     dan dia bukan Pierre Curie

Jangan sematkan kami medali emas
     Karena dia bukan Alan Budi Kusuma
     dan aku bukan Susi Susanti

Jangan misterikan kami bagai teka teki
     Karena aku bukan Lorraine
     dan dia bukan Ed Warren

Pendopo cinta kami tidak semegah Prambanan
      Karena dia bukan Badung Bondowoso
      dan aku bukan Roro Jonggrang

Lihatlah kami sebagai biasa
Yang mematri cinta atas nama Sang Pemilik Cinta

Tak putus kami bermunajat
Perkenankan kami ya Allah
     Seperti Yusuf As dan Zulaikha
     Seperti Ali dan Fatimah Az Zahra
     Seperti Habibie dan Ainun
      Seperti yang Kau tulis untuk kami