Perebutan gelar juara Liga Prancis ( Ligue 1 ) tahun 2020-2021 sungguh sangat menarik sampai di penghujung kompetisi ( Pekan ke -38 ). Bagaimana tidak, kepastian pemuncak klasemen ditentukan
pada pertandingan tandang terakhir dari dua klub yang bersaing ketat. Yaitu antara Paris Saint German ( PSG) dengan Lille.
PSG, sang juara Liga Prancis tiga tahun berturut turut adalah Tim bertabur bontang, diperkuat pemain bintang sekaliber Neymar. Walaupun pada musim kompetisi ini
tidak sedigdaya musim kompetisi 2019-2020, namun pasar taruhan masih memegang
mereka sebagai kampium untuk empat tahun berturut-turut. Sedangkan Lille, walaupun
tidak bertabur bintang seperti rivalnya, namun tim besutan Christophe Galtier
dikenal makin solid.
Pada laga pamungkas tanggal 23 Mei 2021, begitu
wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan usai, team dan pendukung
Lillie bersorak. Dengan menorehkan
kemenangan atas Klub Angers 2-1 berarti
mereka kembali ke podium juara- yang mereka rasakan terakhir pada tahun
kompetisi 2010-2011.
Padahal PSG juga mengantongi kemenangan atas Klub Brest 2-0.
Namun kemenangan tersebut ‘sia-sia’. Tim Elite tersebut baru bisa ditahbiskan
sebagai Juara Liga Prancis 2020-2021, jika
Tim Lille gagal memang di markas Angers. Posisi klasemen sampai di pekan ke 37, PSG
tertinggal satu point dari Lillie. Karena sama-sama menang, jadilah Lilie menjadi
pemuncak klasemen dengan keunggulan satu point tersebut, 83 banding 82! Maka Christophe Galtier dapat meninggalkan klub tersebut dengan
kepala tegak. Akhir yang sempurna.
Pertandingan
belum berakhir sampai dengan pluit panjang dibunyikan oleh wasit. Semua masih
bisa terjadi. Teruslah berjuang, jangan
menyerah walaupun pertandingan menuju detik-detik terakhir.
Masih di bulan
yang sama. Pada tanggal 29 Mei 2021. Kali
ini mengenai final laga bergengsi di benua Eropa: Final Liga Champion Musim
kompetisi 2020/2021.
Siapapun yang
menonton pertandingan tersebut langsung tentu mengingat bagaimana dua kesebelasan
elit dari tanah Inggris saling berhadapan di stadion Estadio Do Drago-Portugal :
Chelsea VS Manchester City. Hasilnya, kita sama-sama tahu. The Blues-Chelsea
sang pemenang 1-0. Gol emas dicetakkan oleh pemain termahalnya yaitu Kai Havertz.
Yang menjadi
sorotan kita bersama adalah betapa seru jalannya pertandingan. Di klasemen
akhir Premier League, Manchester City adalah sang pemuncak klasemen liga
Inggris; Sedangkan Chelsea yang finish di urutan ke-4. Sebagai tim yang saling
berhadapan di berbagai liga di Inggris, tentunya masing-masing tim sudah tahu persis kekuatan dan kelemahan, trik
maupun taktik lawannya ( tahu sama tahu ). Namun Final Liga Champion, bisa lain lagi
ceritanya. Sungguh laga yang ditunggu-tunggu
penggila sepak bola.
Benar saja!
Sejak wasit meniupkan pluit tanda dimulainya partai final tersebut, kedua
kesebelasan menunjukkan pertandingan terbuka yang saling menyerang / menekan lawan. Seperti diketahui, satu-satunya
gol yang tercipta di laga tersebut terjadi pada menit 42. Mengejar ketinggalan score,
pasukan Manchester City berusaha menguasai jalannya babak kedua. Demikian juga pihak
Chelsea yang tidak mau terlena dengan keunggulan score sementara. The Blues cenderung
merapatkan pertahanan sambil melakukan serangan balik atas gigihnya usaha anak
asuh Josep Guardiola menggempur gawang team
besutan Thomas Tuchel.
Sampai laga
usai, score tidak berubah : 1-0 untuk Chelsea! Walaupun Manchester City dalam
debutnya di final ini gagal, namun siapapun yang menyaksikan laga tersebut
memberikan kredit yang positif untuk mereka. Atas perjuangan ‘hidup mati’
sepanjang pertandingan.
Sebelum kompetisi / pertandingan di mulai , setiap tim mempunyai peluang
yang sama sebagai pemenang. Prediksi di atas kertas dan kenyataan
dilapangan tidaklah selalu sama. Jadi, karena siapa pemenangnya sebenarnya baru
akan diketahui setelah kompetisi berakhir, janganlah menempatkan diri ‘kalah sebelum bertanding’.