Rabu, 20 Juli 2016

Titik Koma




Kau tancapkan titik di dada
saat tatap matamu membatu dalam sendu

Hening tadi mengantar lirih bisikmu:
..... kita sudahi semua...

Kita terdiam meraja getir

Tanpa tanya...
           terkunci kita
Tanpa jawab ..
           terpisah kita

Lantas tertunduk...
           perih
Bergegas menjauh...
           pedih

Luruhlah asa nan sempat terukir
Riak bersilang menghujam karam
Berpendar menahan niscaya
Nanarku rapuh menggengam

Nyatakan ini pengakhiran
Sisa diri merajuk titik bermain koma
Waktu yang merintang halang 
Tak kan sanggup pudarkan rasaku


Datang kembali padaku
Rindu ini memecah dada


Nyatakan lagi..

Rasamu berkarat tanpaku

Pintaku..

Bisakah kita ke titik semula
Ketika cinta alpa bersyarat









Pintu Hati



Cinta..
Mengetuk Pintu

Pintu dua hati

Hati terpaut
Tanpa syarat tersirat

Tersirat sejenak
Tersurat segera

Segera bersama
Menutup pintu untuk hati lain



Mata



Kau datang dengan cinta
Utuh mengenap hati
     Bukan kata semata

Kau baitkan komitmen
Demi sahihkan rasa
     Bukan janji sesaat

Katamu...
Jika terantuk kerikil
Jika terperangkap kabut gunung
Jika tertekuk dingin ketinggian 
Jika oksigen menipis di puncak
Jangan tergagap
     Ada aku bersamaku

Kau...
matahariku
matahatiku
matakakiku




Kamukah Dia



Andai kamu adalah dia
Sedetik tadi ragu menjauh

Karena kamu bukan dia
Asa terbesit bersilang di dada

Dan kamu..
Ingatkan aku tentang dia

Tapi kamu
Tak kan menjadi dia

Dapatkah kamu Alihkan aku dari sisi mengenang dia?